Sebanyak 20 orang relawan Indonesia akan berlayar menembus blokade Gaza dalam misi Nusantara Sumud Flotilla yang berada di bawah payung Indonesia Global Peace Convoy. Gerakan ini merupakan bagian dari Global Sumud Flotilla.
Ketua Indonesia Global Peace Convoy, Muhammad Hussein Gaza menyebut saat ini Indonesia tengah menyiapkan 8 kapal untuk misi tersebut.
"Indonesia sendiri akan mengirimkan sekitar 20 yang akan berlayar dari beberapa pelabuhan, ada di Yunani, Italia, Spanyol, ada juga di Indonesia," kata Hussein kepada wartawan usai acara konsolidasi Pelepasan Tim Kapal Kemanusiaan untuk Gaza-Palestina, Rabu (27/08).
Hussein menjelaskan pergerakan ini akan dimulai pada 4 September untuk keberangkatan di Indonesia. Ia menjelaskan sejauh ini tim Indonesia telah menyiapkan 8 kapal---sebagai salah satu negara dengan penyumbang kapal terbanyak
"Alhamdulillah Indonesia dan Malaysia termasuk penyumbang kapal terbanyak," kata Hussein.
Target Misi Global Sumud Flotilla
Hussein menjelaskan, target dari misi ini adalah untuk membuka koridor kemanusiaan. Pada 2008, kata dia, dua kapal berhasil berlabuh di pelabuhan Gaza.
Ia menyebut misi ini merupakan gerakan damai. Para relawan berlayar tanpa dilengkapi persenjataan.
"Ini semua adalah peace convoy, gerakan damai tanpa ada kekerasan di situ," jelas Hussein.
Tim relawan yang akan berangkat diikuti dari berbagai kalangan. Antara lain tim medis, pertahanan sipil, engineer, hingga jurnalis.
Hussein mengatakan, tim relawan akan mengajak jurnalis dari berbagai negara untuk melakukan peliputan besar-besaran.
"Kita bawa juga jurnalis dari berbagai negara. Di Indonesia pun ada sekitar 3-4 lembaga jurnalistik yang akan hadir dalam misi ini," ungkap Hussein.
Hussein mengungkapkan, akan dilaksanakan pelepasan tim relawan pada 29 Agustus. Pelatihan tim relawan akan dilaksanakan pada 31 Agustus sampai keberangkatan pada 4 September yang akan berlayar dari Tunisia menuju Cyprus dan berlanjut ke tujuan akhir Gaza.
"Untuk tanggal-tanggal pastinya kita tidak bisa sampaikan di sini karena ini masih cukup confidential," kata Hussein.