REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra
Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2025, diwarnai dengan pemecahan rekor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (15/8/2025). Untuk pertama kalinya, IHSG bisa mencatatkan level 8.000 atau tepatnya di angka 8.017,068. Meski akhirnya ditutup di atas level 7.900-an, setidaknya Indeks mencatatkan all time high.
Pada saat bersamaan, rekor baru juga diciptakan salah satu emiten anak usaha PT Pertamina Hulu Energi yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina di Bursa Saham Indonesia (BEI). PT Elnusa Tbk (ELSA) mengukir saham di angka 500 per lembar atau naik 3,31 persen. Torehan itu merupakan yang tertinggi dalam delapan tahun terakhir.
Tidak heran, nilai kapitalisasi pasar perusahaan yang berkantor di Jalan TB Simatupang, Cilandan, Jakarta Selatan, ini tembus Rp 3,65 triliun. Perdagangan saham ELSA mencapai puncaknya pada Kamis (21/8/2025), ditutup di angka Rp 525. Pada hari itu, bahkan ELSA sempat menyentuh Rp 535 dengan volumen perdagangan 1,29 juta dengan nilai transaksi Rp 67,87 miliar.
Dalam catatan Republika.co.id, hingga penutupan perdagangan pada Rabu (27/8/2025), saham Elnusa yang diperdagangkan Rp 505 telah mengalami kenaikan 16,9 persen secaar year to date. Sempat turun pada awal April lalu hingga menyentuh Rp 374, mengikuti pelemahan bursa saham global, namun ELSA menunjukkan tren bullish dalam empat bulan terakhir.
Direktur Keuangan PT Elnusa Tbk, Stanley Iriawan menyambut baik respons pasar terhadap kinerja perseroan. Dia menilai, penguatan saham ELSA dalam lima tahun terakhir mencerminkan respons pasar yang mewakili investor atas strategi pertumbuhan dan penguatan fundamental perusahaan.
"Kami terus berupaya menjaga struktur permodalan yang sehat, mengoptimalkan kinerja operasional, dan mengelola risiko secara bertanggung jawab untuk mempertahankan kepercayaan investor," ujar Stanley dalam siaran pers saat saham perusahaan mengukir rekor tertinggi beberapa hari lalu.
Dia pun memahami, pasar saham memang bersifat dinamis. Stanley menganggap, upaya Elnusa mempertahankan tren positif merupakan hasil kerja sama seluruh tim dalam menjaga disiplin eksekusi strategi bisnis, efisiensi, serta inovasi layanan. "Ke depan, kami akan terus fokus memperkuat daya saing dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham," ucap Stanley.
Mengapa per lembar saham layak dihargai tinggi? Ternyata, anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi di bawah Subholding Hulu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., ini mencatatkan kinerja positif. Dalam laporan keuangan yang dirilis pada pertengahan Juli lalu, Elnusa meraup pendapatan Rp 6,9 triliun pada semester pertama 2025 atau meroket 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan tersebut menandakan tren positif dan memperkuat kinerja Elnusa yang solid di tengah tantangan industri migas dan dinamika makroekonomi global yang masih berlangsung. Pencapaian ini didukung oleh kontribusi yang kuat dari seluruh lini bisnis, dengan segmen Jasa Distribusi & Logistik Energi menjadi kontributor terbesar, mencapai 56 persen dari total pendapatan.
Kontribusi signifikan ini berasal dari pertumbuhan yang berkelanjutan pada segmen perdagangan bahan bakar minyak (BBM) industri dan jasa pengangkutan BBM. Kinerja solid di lapangan berkorelasi positif dengan pergerakan saham perusahaan di BEI.
"Pencapaian laba bersih pada paruh pertama tahun 2025 mencerminkan kinerja operasional kami yang berkelanjutan, laba bersih tahun ini menunjukkan kontribusi murni dari operasional bisnis inti dan efisiensi operasional kami," jelas Stanley menegaskan.
Kedaulatan energi
Sementara itu, Direktur Operasi Elnusa, Endro Hartanto menyampaikan, perusahaan bakal berperan aktif dalam mendukung program pemerintah mencapai target produksi minyak dan gas bumi (migas) 1 juta barel per hari (BOPD) pada 2030. Dia menyebut, Elnusa ingin ikut serta dalam menciptakan kedaulatan dan ketahanan energi di Indonesia, dengan cara berkontribusi dalam pencapaian produksi migas 1 juta barel per hari.
"Fokus kami di orang dulu ya, karena tentunya berperan penting, sebelum bisnis itu dibangun. Jadi orang itu dihitung sebagai intangible, tapi kita proporsional orang dan equipment, itu selalu kami hitung," kata Endro saat menjadi pembicara talkshow secara daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Endro menyampaikan, dalam satu sampai tiga tahun ke depan, Elnusa bakal melakukan investasi besar-besaran di dua sektor, sumber daya manusia (SDM) dan equipment. "Beriringan (investasinya), ini mendorong usaha-usaha kami khususnya pelayanan kami dari sisi upstream, baik itu seismik, baik pekerjaan sumuran drilling, dan well test services. Pekerjaan di Pertamina Group menjadi fokus kami, khususnya dari hulu migas," ucap Endro.
Dia menjelaskan, masa depan migas Indonesia berada di blok-blok wilayah kerja baru offshore. Elnusa pun sudah membangun kapasitas offshore untuk menyambut peluang itu. Dengan beradaptasi dengan potensi dan peluang di lapangan, baik di wilayah barat atau timur Indonesia, bahkan regional maka Elnusa bisa terus menunjukkan kinerja cemerlang.
"Ada roadmap yang kami siapkan satu dua tahun lalu, untuk menangkap peluang di bisnis offshore. Event di overseas, kami jajaki di Malaysia, kami menjajaki Pertamina upstream juga di Aljazair, Middle East yang jadi sentral bisnis migas, kami koordinasi dengan sister company kami," ujar Endro.