Memasuki pengujung bulan Agustus, suasana kemerdekaan masih bisa dirasakan di SDN Pakis 1 Surabaya. Ternyata murid-murid SDN Pakis 1 Surabaya menggelar pementasan teater drama kolosal bertajuk “Perebutan Benteng Kedung Cowek”.
“Tidak semua anak-anak mengetahui cerita perjuangan pahlawan di kawasan pesisir Kota Surabaya, mereka hanya tahu cerita perjuangan itu di pusat kota. Oleh karena itu, kita kenalkan cerita ini kepada anak-anak dengan naskah cerita yang sudah saya riset sebelumnya,” ujar Linea Pelatih Teater SDN Pakis 1 Surabaya.
Selain itu, ia juga melihat semangat dan kekompakan 20 pemain teater ini diluar prediksi saat memerankan tokoh pejuang. Persiapan untuk pementasan juga cukup mendesak karena mengambil waktu saat pembelajaran di sekolah.
“Anak teater di sini semuanya perempuan. Kita gelar audisi untuk anak laki-laki untuk berperan sebagai tokoh pejuang dengan aksi-aksi heroiknya membawa senjata. Bagian pertempuran mereka sangat suka dan menghayati perannya bisa bermain tembak-tembakan layaknya film perang,” imbuhnya.
Vino Ardiansah, siswa kelas IV mengungkapkan kegembiraannya memerankan tokoh pejuang saat bertempur melawan musuh. Ia baru pertama kali ikut dalam pementasan tersebut dan tidak mengalami kesulitan saat memerankannya. “Dalam cerita ini saya menjadi pejuang terakhir yang mengibarkan bendera merah putih di Benteng Kedung Cowek usai mengalahkan semua tantara Jepang,” ujarnya.
Program ekstrakulikuler menjadi salah satu pemicu semangat anak-anak untuk menggali potensinya diluar bidang akademik. Pengaplikasian P7 dalam kurikulum merdeka membentuk karakteristik anak untuk dapat berpikir kritis dan berkomunikasi efektif dalam tim.
“Teatrikal ini menjadikan siswa-siswi yang terlibat dalam drama tersebut mempunyai chemistry di setiap perannya masing-masing untuk mendalami cerita, kalau tidak kompak pasti mereka bingung. Dari teater ini diharapkan anak-anak dapat belajar komunikasi yang baik dengan teman, guru, walimurid saat berada dimanapun, khususnya sekolah,” ujar Kepala Sekolah SDN Pakis 1 Surabaya, Rini Winarsih. (Dipta Wahyu)