Proklamasi RI, Ketegasan Sukarno, dan Kedisiplinan Bung Hatta

1 hour ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menandatangani teks Proklamasi Republik Indonesia di kediaman Laksamana Maeda pada 17 Agustus 1945 pukul 04.00 pagi, Ir Sukarno kembali ke kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56. Kemudian, cepat-cepat Bung Karno menyantap hidangan sahur.

Ia sudah dua hari tidak tidur karena sehari sebelumnya sehabis sahur orator ulung itu dan istrinya, Ibu Fatmawati, beserta Guntur yang masih bayi, diculik para pemuda. Anak-anak muda revolusioner ini juga menculik Mohammad Hatta. Para tokoh bangsa dibawa ke Rengasdenglok, dekat Karawang.

Mereka diangkut dengan sebuah mobil Fiat buatan Italia yang kala itu mendominasi angkutan di Jakarta. Mobil produksi Jepang belum ada satu pun yang nongol di sini. Saat mendekati tujuan, mereka berganti kendaraan dengan truk.

Setelah Subuh tanggal 17 Agustus 1945, sudah tersiar kabar bahwa Bung Karno akan mengumumkan kemerdekaan. Rupanya, para pemuda yang hadir di rumah Laksamana Maeda banyak yang tidak tidur semalaman. Mereka menyebarkan selebaran keliling kota mengenai kemerdekaan yang akan diproklamasikan tokoh tersebut.

Tidak heran kala hari gelap, kediaman Bung Karno sudah banyak didatangi berbagai lapisan masyarakat, seperti petani, pedagang kelontong, nelayan, pegawai negeri, tua, dan muda. Mereka datang berbondong-bondong membawa bambu runcing, batu, sekop, tongkat, parang, golok, atau apa saja yang dapat mereka bawa. Itu menunjukkan tekad berani mati demi mempertahankan kemerdekaan.

"Jam 07.00 sekitar 100 orang atau lebih berkumpul di muka jendelaku," tutur Bung Karno dalam autobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, yang ditulis pengarang wanita AS, Cindy Adams. "Pada pukul 09.00 kira-kira 500 orang berdiri di depan beranda rumahku. Fatmawati yang duduk di atas tempat tidurku selagi aku terbaring (Bung Karno kala itu tengah sakit deman-red), membangunkanku. Mukaku pucat dan gemeter. Aku hanya tertidur beberapa menit,'' tuturnya.

Meskipun telah disepakati proklamasi dibacakan pukul 10.00 pagi, rupanya rakyat tidak sabar.

"Sekarang, Bung. Sekarang! Nyatakanlah sekarang! Nyatakanlah sekarang!" teriak mereka.

Kemudian, orang-orang mengingatkan bahwa matahari sudah mulai meninggi dan panas. Ketidaksabaran rakyat ini karena ketika itu tentara Jepang masih berkuasa dengan persenjataan amat lengkap.

Mereka khawatir, balatentara Dai Nippon akan menghalang-halangi proklamasi kemerdekaan RI.

Ketika menghadapi desakan massa rakyat, Bung Karno yang masih dalam keadaan demam menyatakan: '"Hatta tidak ada. Saya tidak mau mengucapkan proklamasi kalau Hatta tidak ada."

Menurut Bung Karno, sekalipun kala itu dia dapat memproklamirkan kemerdekaan seorang diri, ia memerlukan Bung Hatta sebagai pendamping. "Karena aku orang Jawa dan dia orang Sumatra. Demi persatuan aku memerlukan seorang dari Sumatra."

Rupanya sejak dulu, Ir Sukarno konsekuen dengan pendiriannya. Ini terbukti ketika detik-detik menjelang pembacaan teks Proklamasi RI di Jakarta, tanggal 17 Agustus 1945. Bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 Hijriah.

Pada hari Jumat itu, Bung Karno dijadwalkan menyampaikan teks yang amat sangat penting tersebut, tepat pukul 10.00 WIB. Tidak sendirian, melainkan bersama Mohammad Hatta.

Orang-orang sudah berkerumun di rumah Bung Karno tempat teks superpenting itu akan dibacakan. Kabar memang sudah beredar dari mulut ke mulut setidaknya sejak 16 Agustus 1945.

Sementara, jarum jam kian mendekati 10.00 WIB.

Read Entire Article