Selain itu, Prabowo juga menyebut Indonesia telah aktif di berbagai forum dunia seperti BRICS, G20 dan ASEAN. Hal ini disebut sebagai langkah untuk memperjuangkan kepentingan nasional.
“Kita mendaftar di OECD, insya allah kita bisa diterima, kita ingin mempertahankan kepentingan nasional di panggung global, berdiri sama tegak dengan semua negara,” kata Prabowo pada pidato Nota Keuangan RAPBN 2026 yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat (15/8).
Selain itu, Prabowo juga membanggakan capaian keberhasilan negosiasi tarif dengan AS yang saat ini sudah menjadi 19 persen. Selain itu, Ia menyebut keberhasilan IEU-CEPA dengan Uni Eropa juga berhasil setelah negosiasi panjang.
“Sudah kita selesaikan setelah 10 tahun perundingan yang tidak selesai-selesai, kita berhasil melakukan terobosan di tahun ini justru di saat ada tantangan dan cobaan yang lebih besar,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa Indonesia bisa menjadi anggota OECD paling lambat tiga tahun lagi.
Yusril menambahkan, pemerintah tengah mengejar upaya agar Indonesia bisa menjadi negara maju dengan menjadi anggota blok ekonomi internasional, salah satunya OECD, agar target pertumbuhan 8 persen bisa tercapai secepat mungkin.
Agar bisa menjadi salah satu anggota OECD, Indonesia harus melewati beberapa prasyarat, hal tersebut juga diungkapkan oleh Yusril.
“Kita melakukan aksesi terhadap berbagai konvensi yang dimiliki oleh OECD, antara lain komitmen bersama dalam memberantas korupsi, menciptakan suasana yang kondusif dan kemudian menciptakan suasana yang fair, menciptakan norma-norma hukum yang adil dan mempunyai kepastian,” jelas Yusril.