Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam sidang tahunan MPR/DPR pada Jumat (15/8). Prabowo menyinggung Presiden RI terdahulu mulai dari Sukarno hingga Jokowi.
Prabowo menekankan, seluruh Presiden RI mempunyai jasa besar bagi Indonesia.
"Presiden Republik Indonesia pertama hingga Presiden Republik Indonesia yang ke-7 bekerja keras membangun bangsa Indonesia, bekerja keras untuk mewujudkan bangsa yang adil dan makmur," kata Prabowo di Gedung DPR.
Prabowo menjelaskan, Presiden Sukarno berhasil mengintegrasikan irian Barat ke dalam NKRI. Sedangkan Presiden Soeharto melaksanakan pembangunan ekonomi yang merata dari Sabang sampai Merauke.
"(Soeharto) berhasil mewujudkan swasembada pangan dan meletakkan dasar-dasar industrialisasi ekonomi dan menurunkan kemiskinan ekstrem," kata Prabowo.
Sedangkan Presiden ke-3 BJ Habibie menurut Prabowo, telah membuat RI melakukan lompatan teknologi tinggi dan mampu menjaga stabilitas ekonomi di tengah krisis multidimensi 1998.
"Presiden Abdurrahman Wahid menjaga stabilitas bangsa, berhasil memperkokoh kerukunan antara suku agama dan ras sehingga jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk dalam keharmonisan terbentuk secara kuat dan kokoh," kata Prabowo.
Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, kata Prabowo, sukses dalam menyelesaikan proses pemulihan ekonomi akibat krisis ekonomi dan moneter yang berkepanjangan. Termasuk menyelesaikan ribuan kasus perusahaan yang kolaps akibat krisis moneter 1998.
"Dan melaksanakan pembinaan umum secara langsung untuk pertama kalinya serta memperkuat lembaga-lembaga negara," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono berhasil mengatasi kerawanan ekonomi karena krisis keuangan Dunia 2008. SBY juga berhasil menyelesaikan konflik Aceh dan menyelesaikan dasar yang kuat untuk pembangunan ekonomi yang adil, merata dan terencana.
Terkahir, Prabowo memuji Presiden Jokowi yang telah membangun berbagai infrastruktur penting, meningkatkan konektivitas antara sentra ekonomi.
Jokowi kata Prabowo, mampu memimpin RI di saat kritis yakni saat pandemi COVID-19 pada 2020-2022.