
PENYANYI, produser, penulis lagu, serta multiinstrumentalist, Petra Sihombing, merilis album Senang OK, Sedih GPP, yang menghadirkan warna baru dalam skena musik dengan tidak berusaha menyelesaikan kesedihan atau membungkus kebahagiaan, melainkan membiarkan keduanya hadir secara bersamaan.
Karya Petra ini dirangkai untuk membuat pendengar benar-benar merasakan hadirnya emosi senang maupun sedih dalam kehidupan mereka masing-masing.
Setiap lagu menjadi cermin dari proses bertumbuh, mengikhlaskan, dan tetap membuka hati, bahkan ketika hidup tidak berjalan sesuai rencana. Tanpa menggurui atau memaksakan solusi, album ini membiarkan pendengarnya merasa, merenung, dan akhirnya menemukan kenyamanan dalam perjalanan masing-masing.
Petra Sihombing, melalui lirik apa adanya dalam Senang OK, Sedih GPP, mengajak kita untuk tidak hanya merayakan kebahagiaan, tapi juga memeluk kesedihan sebagai bagian yang wajar dari menjadi manusia. Sebuah pengingat lembut bahwa apa pun yang kita rasakan, semuanya tetap berarti.
"Album Senang OK, Sedih GPP ini gue bikin sebagai ruang yang ngebolehin semua rasa hadir barengan. Kadang senang, kadang sedih, kadang dua-duanya dalam satu hari, dan itu nggak apa-apa. Di album ini, gue nggak nyari kesimpulan atau jawaban. Gue cuma pengen lebih bisa menerima dan memproses apa yang gue rasain, dan mungkin itu bisa jadi tempat pulang buat orang lain juga. Ini kumpulan lagu yang gue tulis pelan-pelan, sambil tetap hidup, sambil tetap coba mengerti diri sendiri," papar Petra
Album ini sebelumnya dibuka dengan single, 80 km/h, yang dirilis Juni lalu. Sebuah metafora tentang mengemudi tanpa arah yang jelas yang mewakili kelelahan, pelarian, dan akhirnya kepasrahan. Sebuah renungan yang akan banyak ditemui dalam album ini, seperti pada lagu Sebelum 30, tempat keresahan ekspektasi menjelang usia 30 direnungkan, dan 1000 1000, tempat perbedaan proses dan perjalanan masing-masing individu dibahas. yang membahas tekanan sosial menjelang usia 30 dan keresahan yang banyak orang rasakan.
Tema seperti cinta dan hubungan dengan orang lain terungkit dalam lagu Problematika Masa Kini, Masih Banyak Cinta di Dunia, dan Berbeda Realita.
Merefleksikan realita dari menjalin hubungan dengan orang lain, naik turunnya, dan bagaimana cinta akan terus ada jika kita terus terbuka untuk cinta hadir dalam hidup kita masing-masing.
Lagu-lagu reflektif yang membawa tema kesadaran, pengembangan, dan menyayangi diri juga bisa kita dapatkan di lagu Bagasi, Hantu di Lemari, Kau dan Canggumu, dan untuk menutup album ini Sia-sia yang merangkap bahwa seisi album ini memang ditujukan untuk menemani pendengar dalam menjalani hidup apa adanya.
Sama halnya dari single utama album ini, Tangguh adalah sebuah penghormatan untuk seseorang yang kuat dengan caranya sendiri. Ia tidak banyak bicara, tapi tindakannya penuh makna.
Lagu ini penuh kekaguman, dan mengajarkan bahwa ketangguhan tidak harus keras, kadang justru tenang dan apa adanya. Ibarat sebuah doa pengiring perjalanan pendengar untuk terus, dengan bangga, menjalani hidup dengan tangguh.
Senang OK, Sedih GPP menjadi dokumentasi emosional dari bagaimana Petra memaknai hidup apa adanya. Di tengah dunia yang terus meminta kepastian dan solusi, album ini justru mengajak para pendengarnya untuk berdiam sebentar, merasa sepenuhnya, dan berjalan kembali dengan lebih tenang.
Di hari yang sama dengan perilisan album terbarunya, Petra Sihombing juga merilis versi fisik dari album tersebut. Ia bekerja sama dengan Disaster Records penjualan produksi kaos dan topi, serta dengan PHR untuk rilisan vinyl-nya. (Z-1)