
Konflik terbuka antara Israel vs Iran meletus pada Jumat (13/6). Konflik ini pecah, diawali dari serangan mendadak Israel atas beberapa fasilitas nuklir dan militer di Iran.
Ilmuwan nuklir Iran dan sejumlah perwira tinggi Iran tewas akibat serangan ini. Iran tak tinggal diam. Mereka membalas serangan Israel, dan jatuh di sejumlah kawasan seperti Haifa hingga Tel Aviv.
Hingga Senin (16/6), saling balas serangan terus terjadi. Seperti apa perkembangan konflik tersebut sejauh ini? Berikut kumparan rangkum.
Membedah Kekuatan Militer Iran vs Israel
Di atas kertas, kekuatan militer Iran lebih unggul dari segi jumlah. Mereka punya 60o ribu pasukan reguler, dan 200 ribu personel yang tergabung dalam Garda Revolusi.
Pasukan ini diperkuat 10.513 tank tempur, 6.798 artileri dan 640 pengangkut personel berlapis baja. Iran juga punya 12 jenis rudal balistik jarak menengah dan pendek, seperti Tondar 69 dengan jangkauan 150 km hingga hingga Khorramshahr dan Sejjil, dengan jangkauan hingga 2.000 km (1.243 mil).

Mereka punya 350 pesawat tempur beragam tipe, namun usianya sudah tua. Seperti jenis MiG-29, F-14A Tomcat, F-4 Phantom II, dan F-5.
Angkatan laut Iran diperkuat dengan 17 kapal selam taktis, 68 kapal patroli kombatan dan pesisir, 7 korvet, 12 kapal pendarat, dan 18 kendaraan logistik dan pendukung.
Belum lagi dengan potensi nuklir Iran. Dalam beberapa tahun terakhir, pengembangan nuklir Iran telah mengalami kemajuan pesat. Iran diyakini telah mengembangkan cukup banyak uranium hingga mendekati tingkat senjata untuk menghasilkan banyak senjata nuklir dalam hitungan bulan.
Bagaimana dengan Israel?
Negeri ini diperkuat dengan 170.000 pasukan aktif dan 400.000 tentara cadangan. Mereka punya 345 pesawat tempur dan 43 heli serang.
Pesawat-pesawat Israel jauh lebih canggih dari milik Iran, seperti F-35I Adir, F-16 Barak hingga F-15 Baz. Semuanya buatan Amerika Serikat dan telah teruji di medan tempur.

Soal arsenal darat, Israel punya 400 tank tempur, 530 artileri dan 1.190 kendaraan lapis baja pengangkut personel.
Angkatan laut Israel diperkuat dengan 5 kapal selam, dan 49 kapal patroli dan pesisir.
Soal rudal, Israel punya empat jenis rudal balistik jarak kecil, menengah dan menengah, mulai dari LORA dengan jangkauan 280 km, hingga Jericho-3 dengan jangkauan antara 4.800 km dan 6.500 km.
Untuk pertahanan, Israel punya sistem pertahanan Iron Dome yang digunakan untuk mencegat rudal melindungi infrastruktur di kota-kota mereka.
Soal nuklir, Israel secara luas diyakini sebagai satu-satunya negara bersenjata nuklir di Timur Tengah, meski tidak pernah mengakui kepemilikan senjata tersebut.
Israel juga memiliki sekutu setia Amerika Serikat, yang merupakan sekutu penting dalam konflik-konflik sebelumnya dan kemungkinan besar akan berperan penting dalam konflik-konflik berikutnya.
Kerugian Sejauh Ini: Iran 224 Tewas, Israel 24
Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan serangan militer Israel dalam empat hari terakhir telah menewaskan sedikitnya 224 orang dan melukai 1.277 lainnya.
“Setelah 65 jam agresi oleh rezim Zionis, 1.277 orang telah terluka. 224 wanita, pria, dan anak-anak telah menjadi martir,” tulis juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Hossein Kermanpour, di platform X, Minggu (15/6).

Hossein menambahkan, sekitar 90 persen korban tewas adalah warga sipil.
Sementara dipihak Israel, ada 24 orang tewas dan 300 lain terluka sejak serangan Iran pada Minggu (15/6).
Niat Israel Bunuh Ayatollah Khamenei Diveto Amerika Serikat
Di tengah konflik tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan menolak rencana Israel untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut dua pejabat AS kepada Reuters, veto itu dikeluarkan Trump beberapa hari ke belakang.
Saat diminta mengomentari laporan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak memberikan pernyataan langsung.

“Ada begitu banyak laporan palsu tentang percakapan yang tidak pernah terjadi, dan saya tidak akan membahasnya,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Fox News, Minggu (15/6), seraya menambahkan, “Kami melakukan apa yang perlu kami lakukan.”
Israel memulai serangan pada Jumat (13/6) dengan menyasar jajaran komando militer Iran hingga situs nuklir strategis.
Serangan pertama menewaskan Kepala Garda Revolusi Iran, Hossein Salami.
“Dengan kejahatan ini, rezim Zionis telah mengunci takdir yang pahit dan menyakitkan bagi dirinya sendiri dan pasti akan melihat [takdir] itu menimpanya,” kata Khamenei merespons serangan besar Israel yang melukai sejumlah komandan dan ilmuwan negaranya.
Di hari tersebut, pemimipin tertinggi Iran itu dipastikan masih hidup dan dalam kondisi aman.
Pada Minggu (15/6), Israel kembali membunuh Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran, Mohammad Kazemi, dan wakilnya di Teheran.
Serangan Israel buat Kepemimpinan Iran di Ujung Tanduk
Serangkaian serangan udara Israel dalam tiga malam terakhir menghantam jantung pertahanan Iran, menewaskan puluhan komandan senior dan merusak fasilitas militer dan nuklir utama.
Para pejabat keamanan regional menyebut dampaknya tak hanya militer, tapi juga mengguncang stabilitas internal Iran.
Sumber yang mengetahui operasi itu mengatakan kepada Reuters, Israel telah melumpuhkan kemampuan balistik Iran dan jaringan militernya di wilayah, termasuk pengaruhnya atas kelompok seperti Hamas, Hizbullah, hingga milisi Syiah di Irak.

Dalam posisi terimpit, Iran meluncurkan balasan dengan ratusan rudal, namun sebagian besar berhasil dicegat Israel.
Tidak ada korban signifikan yang dilaporkan. Sejauh ini setidaknya 13 warga Israel dilaporkan tewas, tak sampai 10 persen total korban jiwa dari serangan Israel ke Iran.
“Iran tidak memiliki banyak pilihan. Perang terbuka bisa jadi bencana bagi mereka, tetapi mereka juga tidak bisa terlihat lemah,” kata pakar dari Carnegie Middle East Center, Mohanad Hage Ali, lapor Reuters.
Iran Gunakan Metode Baru dalam Serangan ke Tel Aviv & Haifa, Lebih Mengancam Israel
Iran meluncurkan serangan rudal ke Tel Aviv dan Haifa, Senin sebelum fajar (16/6), memicu ledakan yang merusak kawasan permukiman dan menewaskan sedikitnya lima orang.
Serangan ini memperpanjang eskalasi militer yang telah menewaskan 18 orang di Israel sejak Jumat (13/6) lalu.
Garda Revolusi Iran mengatakan gempuran terbarunya menggunakan teknik baru yang memanfaatkan kelemahan dalam sistem pertahanan berlapis Israel.

Menurut klaim tersebut, metode ini menyebabkan sistem Israel saling mengintervensi, sehingga beberapa rudal berhasil mencapai target di pusat-pusat kota.
Pasukan Pertahanan Israel belum memberikan tanggapan resmi atas klaim ini.
Namun, para pejabat sebelumnya mengakui bahwa sistem “Iron Dome” tidak menjamin pertahanan penuh terhadap serangan terkoordinasi.<...