
Apple Inc. akan menutup salah satu toko ritelnya di China untuk pertama kalinya pada 9 Agustus 2025. Keputusan ini diambil usai merosotnya penjualan produk di sana.
Lokasi toko yang akan ditutup berada di Parkland Mall, Distrik Zhongshan, Kota Dalian, China, menyusul sejumlah brand terkenal lainnya yang tidak memperpanjang kontrak sewa seperti Coach, Sandro, dan Hugo Boss karena ada perubahan pada mal tersebut usai pemegang saham mayoritas mengambil alih kendali.
Saat ini, Apple memiliki sekitar 56 toko di wilayah China. Jumlah tersebut setara 10 persen dari total lebih dari 530 toko Apple di seluruh dunia.
“Kami selalu fokus memberikan pengalaman luar biasa bagi pelanggan kami, baik secara online maupun di lebih dari 50 lokasi Apple Store di seluruh Tiongkok Raya. Mengingat sejumlah peritel lain telah meninggalkan Parkland Mall, kami memutuskan untuk menutup toko kami di sana," tulis Manajemen Apple dikutip dari Bloomberg, Selasa (29/7).
China saat ini sedang menghadapi tekanan deflasi karena melemahnya konsumsi dan dampak tarif dagang Presiden AS Donald Trump terhadap ekspor, yang selama ini menjadi penggerak utama ekonomi terbesar kedua dunia. Pertumbuhan penjualan ritel meleset dari perkiraan.

Toko yang ditutup ini merupakan salah satu dari dua lokasi Apple di Kota Dalian. Lokasi lainnya, yang berada di kompleks belanja Olympia 66, akan tetap beroperasi.
Apple tengah berupaya bangkit kembali di pasar China. Penjualan perusahaan di negara itu turun 2,3 persen menjadi USD 16 miliar pada kuartal kedua yang berakhir 29 Maret 2025, di bawah prediksi analis yang memperkirakan angka sebesar USD 16,8 miliar.
Tetap Ekspansi
Meski begitu, Apple akan membuka toko baru di Uniwalk Qianhai, Shenzhen, pada 16 Agustus. Perusahaan berencana membuka lokasi baru di Beijing dan Shanghai dalam setahun mendatang. Pada Januari lalu, Apple membuka toko baru di Provinsi Anhui.
Di luar China, Apple juga memperluas kehadirannya dengan toko-toko baru di Detroit, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan India. Toko di Osaka baru saja dibuka pada 26 Juli, dan flagship store besar dibuka di Miami pada Januari. Tahun lalu, Apple juga membuka toko pertamanya di Malaysia.

Meski Apple masih terus menambah toko baru, ekspansi ritel secara keseluruhan melambat sejak pandemi. Kini Apple lebih fokus memperluas toko online-nya ke negara-negara baru seperti India dan Arab Saudi, serta memperbarui atau memindahkan lokasi fisik yang lebih lama.
Apple juga tampaknya makin selektif dalam memperpanjang sewa tokonya. Pada hari yang sama dengan pengumuman penutupan di China, Apple juga mengumumkan penutupan toko di Bristol, Inggris. Penutupan lainnya yang akan datang termasuk toko Partridge Creek di Michigan dan toko di Hornsby, dekat Sydney.