
PENGAMAT komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga, menilai Partai Golkar akan terus diterpa isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) selama Bahlil Lahadalia menjadi ketua umum partai berlambang beringin tersebut.
Dia menilai munculnya isu Munaslub di Golkar mengindikasikan adanya masalah kepemimpinan di partai tersebut. Masalah ini bisa jadi sudah mengemuka sejak awal di luar prediksi Bahlil muncul sebagai calon ketua umum (caketum).
"Hal itu logis mengingat munculnya Bahlil sebagai caketum di luar perkiraan. Bahlil sebagai junior di Golkar tiba-tiba menjadi kandidat terkuat sebagai ketum. Hal ini tak lazim di Golkar mengingat selama ini yang muncul menjadi caketum para elite Golkar yang sudah senior," kata Jamiluddin, melalui keterangannya, Jumat (8/8).
Maka dari itu, Jamiluddin memandang munculnya Bahlil sebagai caketum bukan keinginan dari akar rumput dan elite internal Golkar. Ia menilai Bahlil merupakan titipan dari penguasa yang elite Golkar tak kuasa menolak keinginan penguasa tersebut.
"Jadi, sejak awal Bahlil bukanlah caketum yang dikehendaki kader Golkar. Karena itu, riak-riak isu munaslub kemungkinan akan kembali mengemuka selama Bahlil menjadi ketum Golkar," katanya.
Sebelumnya, isu adanya Munaslub Golkar sempat mencuat ke publik yang disertai dengan spekulasi bahwa nama Ketua Bidang Keagamaan dan Kerohanian Partai Golkar Nusron Wahid ikut terlibat dalam komunikasi dengan Istana untuk menggulingkan kepemimpinan Partai Golkar saat ini. Istana disebut sudah merestui Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia diganti.
Bahlil Lahadalia dan Nusron Wahid yang menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kalimantan Selatan (Kalsel), Minggu (3/8) membantah adanya isu Munaslub tersebut.
Kehadiran keduanya menampik adanya isu keretakan yang terjadi di tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut. Bahlil menilai kabar tersebut tidak berdasar dan tidak memiliki sumber yang jelas. “Inilah. Masa mau dipercaya berita yang enggak ada sumbernya, piye toh (gimana sih),” kata Bahlil, melalui keterangannya, Minggu (3/8).
Senada, Nusron Wahid menegaskan tidak tahu menahu soal isu Munaslub yang dikaitkan dengan dirinya. “Pertama, saya tidak tahu menahu tentang isu tersebut. Kedua, sampai hari ini tidak pernah ada pembicaraan di lingkungan Istana kepada saya ataupun kepada pihak-pihak lain di lingkungan Partai Golkar yang membicarakan tentang Munaslub,” tegas Nusron.
Ia mengungkapkan, fokus utama pembahasan yang melibatkan dirinya dan kelompok kerja di Golkar adalah persoalan-persoalan strategis yang menyentuh kepentingan rakyat, bukan konflik internal partai.
“Topik kita hari ini adalah topik tentang pengentasan kemiskinan. Topik tentang bagaimana kita mewujudkan swasembada pangan, topik kita tentang swasembada energi, topik tentang hilirisasi, topik tentang bagaimana mensukseskan perumahan 3 juta untuk rakyat miskin. Tidak ada topik-topik seperti yang saudara sebutkan tadi. Jelas,” tutup Nusron. (Faj/P-2)