
Pengadilan Israel menolak permintaan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menunda sidang korupsi. Penolakan permintaan itu diungkapkan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kasus Netanyahu harus dibatalkan.
Pengacara Netanyahu meminta pengadilan untuk membebaskan kliennya dari sidang selama 2 minggu ke depan. Alasannya, Netanyahu butuh berkonsentrasi pada "masalah keamanan" setelah Israel berperang dengan Iran selama 12 hari.
Dikutip dari AFP, Jumat (27/6), pengadilan distrik Yerusalem mengatakan dalam sebuah putusan yang dipublikasikan secara daring bahwa, "dalam kondisi saat ini (permintaan Netanyahu) tidak memberikan dasar atau pembenaran terperinci untuk membatalkan sidang".
Sebelumnya, Trump menyebut kasus yang menjerat Netanyahu sebagai "perburuan". Dia bahkan meminta sidang korupsi Netanyahu dibatalkan segera, atau Netanyahu yang menurutnya adalah pahlawan hebat harus diampuni.
Netanyahu berterima kasih atas dukungan Trump terhadap perang Israel melawan Iran yang berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata pada Selasa (24/6).
Terkait kasusnya, Netanyahu membantah melakukan kesalahan dan pendukungnya menyebut kasus tersebut bermotif politik.

Dalam kasus pertama, dia dan istrinya Sara dituduh menerima barang mewah senilai lebih dari USD 260 ribu seperti rokok, perhiasan, dan sampanye dari miliarder atas imbalan bantuan politik.
Sementara dalam dua kasus lainnya, Netanyahu dituduh berusaha menegosiasikan liputan yang lebih menguntungkan dari dua media Israel.
Selama masa pemerintahannya saat ini sejak 2022, pemerintahan Netanyahu telah mengajukan serangkaian reformasi pengadilan, yang menurut kritikus dilakukan untuk melemahkan pengadilan.
Netanyahu telah berkali-kali meminta agar sidangnya yang dimulai sejak Mei 2020 ditunda dengan alasan perang di Gaza, kemudian pertempuran di Lebanon, dan konflik dengan Iran bulan ini.