Pelni Klaim Harga Bahan Pokok di Indonesia Timur Turun Berkat Kapal Logistik

Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani saat konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (24/7/2025). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan

Direktur Utama PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni, Tri Andayani, mengungkap kehadiran kapal logistik Pelni telah memberikan dampak terhadap penurunan harga bahan pokok (bapok), khususnya di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Tri menjelaskan, untuk wilayah Indonesia tengah, harga bahan pokok turun 10-30 persen.

"Dan di Indonesia Timur memberikan dampak penurunan harga 15-45 persen," ujar Tri dalam konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (24/7).

Tri menjelaskan, penugasan kapal logistik kepada Pelni telah berlangsung sejak 2015. Saat itu, Pelni menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pengadaan enam kapal logistik. Enam kapal tersebut mulai beroperasi pada 2017, sementara sejak 2015 Pelni juga mengoperasikan kapal milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Saat ini, Pelni mengoperasikan delapan kapal logistik, terdiri dari lima kapal milik sendiri termasuk satu kapal cadangan, dan tiga kapal dari Kemenhub. Total armada tersebut melayani sembilan trayek logistik di berbagai wilayah Indonesia, terutama Indonesia Tengah dan Timur.

"Dari 8 kapal logistik yang kami operasionalkan di tahun 2025 ini, 5 kapal logistik itu melayari wilayah Indonesia Tengah, kemudian 2 trayek di Indonesia Timur dan 1 trayek di Indonesia Barat," jelasnya.

Tri menyebutkan, sejak pertama kali ditugaskan, kapal-kapal logistik Pelni telah mengangkut sekitar 86.000 TEUs kontainer dalam lebih dari 1.000 pelayaran selama 10 tahun.

Beberapa trayek yang dinilai paling efektif antara lain rute Surabaya, Makassar, dan Kepulauan Maluku Utara, yang rata-rata mengangkut 3.000 kontainer per tahun dengan muatan berangkat dan balik yang seimbang.

Logistik yang diangkut mayoritas merupakan bahan pokok penting, seperti beras, gula, tepung terigu, minyak goreng, daging ayam, dan daging sapi. Selain itu, Pelni juga membawa komoditas seperti kedelai, cabai rawit, dan bawang merah ke wilayah Timur.

"Kemudian kalau kita menyampaikan apa sih ibu manfaat penugasan dari kapal logistik Pelni ini, ada kapal logistik ini mengangkut Bapokting, bahan pokok dan barang pentingnya," tutur Tri.

Direktur Utama PT Pelni Tri Andayani saat konferensi pers di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (24/7/2025). Foto: Muhammad Fhandra/kumparan

Dia menyebut dampak kehadiran kapal logistik tak hanya dirasakan pada harga bahan pokok, tetapi juga pada barang penting seperti semen, besi baja, triplek, pupuk, dan gas LPG. Barang-barang tersebut juga menunjukkan penurunan harga yang signifikan, terutama di wilayah Indonesia Timur.

"Manfaat dari penurunan harga ini di Indonesia untuk barang penting ya, di Indonesia Tengah kurang lebih sama dengan yang barang pokok tadi 10-30%, dan di wilayah Indonesia Timur 15-35%," kata Tri.

Kinerja kapal logistik Pelni juga dinilai efektif oleh pemerintah. Dari total 39 kapal penugasan logistik nasional yang dioperasikan perusahaan BUMN dan swasta, Pelni mengoperasikan delapan kapal atau berkontribusi 20 persen.

Namun, secara volume muatan, perusahaan pelat merah ini menyumbang 40 persen dari total muatan logistik penugasan nasional.

"Sehingga bisa kami menyimpulkan dari aspek operasional ini kami alhamdulillah mendapatkan penugasan yang sangat efektif," ucapnya.

Selain itu, pertumbuhan arus muatan balik juga mengalami peningkatan signifikan. Pada 2015, muatan balik masih 0 persen. Kini, pada 2025, angkanya telah mencapai hampir 30 persen.

"Di awal-awal memang dulu di tahun 2015 itu sangat ekstrem ya, di 2015 itu masih muatan balik masih 0%, kemudian di 2016 itu di 2 tahun pertama lah itu sekitar 5%, nah sekarang sudah ada di posisi hampir 30%," jelas Tri.

Dia mengakui masih ada tantangan dalam pengoperasian kapal logistik, terutama terkait cuaca dan infrastruktur pelabuhan kecil (3TP), seperti ketersediaan crane dan truk bongkar muat.

Meski demikian, Pelni terus berupaya meningkatkan layanan, salah satunya lewat pengembangan aplikasi digital seperti My Depo dan Maps untuk pelacakan kontainer.

Mengenai potensi penambahan kontribusi ke depan, Tri optimistis bisa terus meningkat. Saat ini, muatan berangkat mencapai 73 persen, dan muatan balik berada di level 27 perse.

Pelni berharap dukungan dari pemerintah daerah di wilayah yang dilalui kapal logistik bisa membantu meningkatkan efisiensi dan muatan balik kapal.

"Kami berharap sebagai operator ini bisa bermanfaat lebih optimal lagi gitu bagi masyarakat," imbuh Tri.