Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia terus mempersiapkan diri untuk agenda internasional pada FIFA Matchday September 2025. Di balik persiapan tersebut, ada satu nama yang konsisten masuk daftar panggilan meski bukan pilihan utama: Ramadhan Sananta.
Striker berusia 22 tahun ini selalu mendapat tempat di skuad asuhan Patrick Kluivert.
Kehadiran Sananta bukanlah kebetulan. Pelatih asal Belanda itu menilai sang penyerang memiliki sesuatu yang spesial.
Dari empat pertandingan era Kluivert, hanya sekali Sananta absen, yakni ketika Indonesia bersua Jepang. Sisanya, ia selalu dipanggil untuk memperkuat lini depan Garuda.
Menariknya, Sananta kerap menjadi opsi pertama ketika Kluivert membutuhkan variasi serangan. Meskipun bukan starter reguler, kehadirannya memberi kedalaman skuat yang penting, terutama ketika laga membutuhkan sosok penyerang dengan energi segar dan mentalitas pantang menyerah.
Kepercayaan Penuh dari Patrick Kluivert
Patrick Kluivert tidak segan menyampaikan alasannya terus membawa Ramadhan Sananta ke dalam skuad. Baginya, penyerang muda ini memiliki mentalitas dan sikap yang patut diapresiasi.
"Ramadhan memang selalu ada di skuad. Saat ini dia bermain di Malaysia. Dia bukan satu-satunya penyerang yang kami miliki," kata Kluivert.
"Tapi Ramadhan selalu tampil dengan usaha maksimal, mentalitas bagus, dan menunjukkan kemauan keras. Kalau seorang pemain punya mentalitas kuat, tentu bisa masuk tim, asalkan kualitasnya memenuhi standar tertentu," sambungnya.
Kata-kata Kluivert itu menjadi bukti bahwa ia melihat lebih dari sekadar statistik atau produktivitas gol. Baginya, karakter dan determinasi adalah modal penting untuk bisa bertahan di level tim nasional.
Sananta Hadapi Fase Baru Karier
Panggilan ke Timnas Indonesia pada FIFA Matchday September 2025 jelas menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sananta.
Ia tetap dipercaya meski persaingan di lini depan Garuda semakin ketat dengan munculnya nama-nama lain. Laga melawan Chinese Taipei dan Lebanon akan menjadi kesempatan emas baginya untuk membuktikan diri.
Selain itu, Sananta kini sedang menapaki babak baru dalam karier profesionalnya. Pada musim 2025/2026, ia bergabung dengan DPPM FC, klub asal Brunei Darussalam yang berlaga di Liga Super Malaysia. Dalam tiga penampilan awal, Sananta sudah mencatatkan satu gol dan satu assist.
Keputusan hengkang ke luar negeri juga menunjukkan keberanian Sananta keluar dari zona nyaman. Statusnya sebagai pemain asing membuat tantangan semakin berat, namun hal itu sekaligus mengasah mental dan kualitasnya.