
PAM JAYA meraih rekor MURI untuk kegiatan khitanan massal yang mereka gelar dalam rangkaian perayaan HUT ke-498 Jakarta. Kegiatan itu digelar oleh Daya Wanita PAM JAYA sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat.
Khitanan tersebut diikuti oleh 1.293 anak yang tersebar di enam wilayah Jakarta. Jumlah tersebut membuat PAM JAYA dianugerahi rekor MURI untuk kategori "Khitan dengan Metode Klem secara Seri dengan Jumlah Peserta Terbanyak”.
Adapun khitanan massal itu digelar di enam wilayah Jakarta dalam waktu yang berbeda-beda. Berikut rinciannya:
Jakarta Timur di RPTRA Mustika, Kramat Jati, pada 16 Juni 2025.
Jakarta Selatan di RPTRA Taman Anggrek, Bintaro, pada 17 Juni 2025.
Jakarta Utara di RPTRA Tipar Asri, pada 18 Juni 2025.
Jakarta Barat di RPTRA Cengkareng Timur Berseri, pada 19 Juni 2025.
Kab. Kepulauan Seribu di RPTRA Tidung Ceria, pada 20 Juni 2025.
Jakarta Pusat di RPTRA Borobudur, Pegangsaan, pada 22 Juni 2025.
Khitan dilakukan dengan menggunakan metode Mahdian Klem, yaitu teknik tanpa jahitan, minim pendarahan, dan memungkinkan anak-anak kembali beraktivitas dengan cepat. Selain mendapatkan layanan khitan gratis, setiap peserta juga menerima celana khitan, uang tunai Rp 250.000, tumbler, kaus, snack, dan makan siang.

“Ini merupakan bentuk nyata kepedulian PAM JAYA terhadap masyarakat Jakarta. Kami ingin hadir tidak hanya sebagai penyedia air bersih, tetapi juga sebagai mitra sosial warga Jakarta yang peduli terhadap generasi masa depan,” kata Ketua Daya Wanita PAM JAYA, Lya Arief, dalam keterangannya.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Ketua Umum Badan Kerjasama Organisasi Wanita Provinsi DKI Jakarta, Dewi Indriati Rano Karno.
“Khitanan massal ini adalah bukti bagaimana kolaborasi antara BUMD dan masyarakat bisa berdampak besar. Terima kasih kepada PAM JAYA dan seluruh pihak yang memastikan ribuan anak mendapatkan layanan kesehatan yang aman dan berkualitas,” kata Dewi.
Selaras dengan upaya peningkatan taraf hidup warga, PAM JAYA juga terus memperluas cakupan layanan air perpipaan. Salah satu lokasi terbarunya adalah RPTRA Borobudur, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, yang menjadi lokasi penutup kegiatan khitanan.
Kini, wilayah tersebut memperoleh pasokan air dari penambahan suplai IPA Pejompongan 1 serta akan ditambah dari sumber air Jatiluhur. Dengan potensi hingga 3.000 sambungan rumah baru, PAM JAYA mendukung pengurangan konsumsi air tanah, yang menurut kajian Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tahun 2023, telah tercemar dan tidak layak konsumsi.
“Eksploitasi air tanah bukan hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga mengancam struktur lingkungan seperti penurunan muka tanah. Air perpipaan PAM JAYA adalah solusi yang lebih sehat dan lebih hemat. Tarif kami hanya Rp1 per liter, jauh lebih murah dibanding air jeriken yang bisa mencapai Rp 400 per liter,” kata Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin.
Air perpipaan PAM JAYA diproduksi sesuai standar Permenkes tentang kualitas air minum. Meski belum disarankan untuk diminum langsung karena kondisi pipa lama, air ini sangat layak untuk keperluan sehari-hari.
(LAN)