Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, membeberkan kredit perbankan pada Juli 2025 melambat menjadi 7,03 persen secara year on year (yoy). Padahal pada bulan sebelumnya kredit masih tumbuh 7,77 persen.
Menurut dia, lesunya kredit terjadi di semua segmen, baik di segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), konsumsi, korporasi juga industri.
"Pertumbuhan kredit cenderung mengalami moderasi untuk semua segmen, untuk kredit korporasi melambat 9,6 persen pertumbuhannya dibandingkan 10,78 persen dibandingkan bulan sebelumnya," tutur Mahendra dalam Raker dengan Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/8).
Mahendra juga menyoroti rendahnya pertumbuhan kredit UMKM pada Juli yang hanya pada angka 1,82 persen.
Dalam paparan Mahendra kredit UMKM tumbuh 2,18 persen pada Juni 2025, 3,37 persen pada Desember 2024, 8,03 persen pada Desember 2023 dan 10,47 persen pada Desember 2022.
Lalu kredit konsumsi Juli 2025 tumbuh 8,11 persen, Juni 2025 tumbuh 8,49 persen, 10,61 persen pada Desember 2024, 9,10 persen pada Desember 2023 dan 9,42 persen pada Desember 2022.
Selanjutnya kredit korporasi tumbuh 15,44 persen pada Juli 2025, Juni 2025 tumbuh 10,78 persen, 15,67 persen pada Desember 2024, 11,77 persen pada Desember 2023 dan 15,44 persen pada Desember 2022.
Terakhir kredit industri tumbuh 7,03 persen pada Juli 2025, Juni 2025 tumbuh 7,77 persen, 10,46 persen pada Desember 2024, 10,38 persen pada Desember 2023 dan 11,35 persen pada Desember 2022.
“Sekalipun demikian, risiko kredit terjaga untuk NPL (Non Performing Loan) 2,28 persen. Namun NPL untuk UMKM menciptakan cukup tinggi sebesar 4,53 persen,” tutur Mahendra.
Dalam paparan Mahendra juga ada revisi proyeksi pertumbuhan kredit 2025 dari semula 10,05 persen menjadi 8,99 persen. Lalu 2026 dari semula 9,97 persen menjadi 9,34 persen.
Kemudian proyeksi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 2025 juga direvisi dari semula 12,18 persen menjadi 9,96 persen. Lalu 2026 dari semula 9,73 persen menjadi 9,32 persen.
“Sedangkan untuk pertumbuhan dana pihak ketiga diperkirakan 9,96 persen. Hal itu jika dibandingkan kinerja sampai Juli, pertumbuhan kredit mencapai 7,03 persen dan pertumbuhan DPK sampai 7 persen,” jelasnya.