Jakarta, CNBC Indonesia - Suriah berencana mencetak uang kertas baru hasil desain ulang dan revaluasi di Rusia untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap pound Suriah yang telah terdevaluasi tajam. Langkah ini juga bertujuan mempermudah transaksi dan membawa uang beredar kembali ke sistem keuangan formal.
Damaskus memutuskan untuk merombak pound Suriah yang nilainya telah anjlok lebih dari 99% sejak 2011, dari 50 menjadi sekitar 10.000 per dolar AS. Gubernur Bank Sentral Suriah, Abdelkader Husrieh, menyatakan bahwa perombakan ini merupakan "keharusan" untuk memperkuat kepercayaan nasabah dan mempermudah transaksi luar negeri.
"Harga mata uang yang terus merosot membuat transaksi menjadi sulit dan menghambat stabilitas ekonomi. Uang kertas baru akan membantu mengatasi masalah ini," kata Husrieh, dikutip Reuters, Selasa (26/8/2025).
Damaskus telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan milik negara Rusia, Goznak, untuk mencetak uang kertas baru tersebut. Kesepakatan ini tercapai selama kunjungan Menteri Luar Negeri Suriah, Asaad al-Shaiban, ke Moskow pada akhir Juli.
Goznak sebelumnya mencetak mata uang Suriah pada masa pemerintahan mantan Presiden Bashar Assad, yang digulingkan tahun lalu oleh kelompok Islamis Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Sumber mengatakan bahwa salah satu tujuan perombakan ini adalah membawa sekitar 40 triliun pound yang beredar di luar sistem keuangan formal kembali ke pengawasan resmi.
Selain itu, uang kertas baru dilaporkan tidak akan menampilkan potret Assad maupun ayahnya, Hafez, yang selama ini ada pada pecahan 2.000 dan 1.000 pound.
Kerangka waktu peluncuran masih "dalam peninjauan", ujar Husrieh, namun sumber Reuters menyebut mata uang baru direncanakan diluncurkan pada 8 Desember, bertepatan dengan peringatan penggulingan Assad. Setelah itu, akan ada "periode koeksistensi" selama 12 bulan bagi uang lama dan baru.
Kementerian Keuangan dan Bank Sentral Suriah, serta Goznak, belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini.
(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article
Negara Arab Gelap Gulita, Banyak yang Curiga Ulah Israel