REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, memastikan pasokan air dari Bendungan Kedungombo tetap terjaga untuk mendukung irigasi pertanian pada masa tanam (MT) I. Hingga Senin (25/8/2025), volume air bendungan tercatat sebesar 472,39 juta meter kubik pada elevasi muka air 87,67 meter untuk memenuhi kebutuhan irigasi 64.364 hektare lahan pertanian.
"Irigasi yang terpelihara adalah kunci ketahanan pangan nasional. Fungsi bendung dan saluran irigasi harus dijaga keberlanjutannya untuk memastikan distribusi air yang efisien dan merata," ujar Menteri PU Dody Hanggodo dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Ketua Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sidorejo, Maryoto, mengatakan keberadaan Bendungan Kedungombo di perbatasan Desa Rambat dan Desa Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, sangat dirasakan manfaatnya oleh petani di Grobogan, Kudus, Pati, dan Demak. Menurutnya, pengaturan aliran air yang terjadwal mendorong pola pertanian berkelanjutan, meningkatkan efisiensi penggunaan air, mengurangi pemborosan, serta mendongkrak produktivitas pertanian.
"Minimal tiga kali kami bertemu selama musim tanam. Kalau ada lahan yang padinya belum dipanen, diberi toleransi. Begitu selesai langsung olah lahan. Kami selalu demokratis mencari solusi dalam diskusi antar-P3A," ucap Maryoto.
Ketua Federasi Sistem Irigasi Waduk Kedungombo, Akrab, menambahkan koordinasi antarpetani petak dilakukan secara berjenjang, sehingga distribusi air berjalan adil. "Dulu sebelum ada sistem pengaturan, petani sering berebut air. Sekarang sudah tertib, tidak ada demo, semua diarahkan melalui musyawarah," katanya.
Kepala BBWS Pemali Juana, Sudarto, menjelaskan distribusi air dilakukan berdasarkan SK Pola Tanam yang disepakati bersama petani, pemerintah daerah, dan Komisi Irigasi. Musim Tanam I akan dimulai 1 September 2025. Dengan kapasitas tampung normal 561,2 juta meter kubik, Bendungan Kedungombo berpotensi mengairi lahan pertanian 64.364 hektare yang tersebar di:
-
Kabupaten Grobogan: DI Sidorejo (6.038 ha), DI Sidorejo Kiri/Lanang (1.900 ha), dan DI Sedadi (16.055 ha)
-
Kabupaten Demak: DI Klambu Kiri (20.646 ha)
-
Kabupaten Pati: DI Klambu Kanan (10.354 ha)
-
Kabupaten Kudus: DI Klambu Wilalung (7.872 ha).
"Tetapi apabila ada permintaan lanjutan kami siap. Bendungan Kedungombo dalam kondisi siap," kata Sudarto.
Ia menambahkan, sistem irigasi teknis bendungan ini dirancang memanfaatkan aliran Sungai Serang dengan daerah tangkapan 614 km persegi untuk memastikan suplai air optimal. Hal itu bertujuan meningkatkan intensitas tanam dan hasil panen setiap tahun.