Kematian diplomat Arya Daru di kosnya Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, masih menjadi misteri. Polisi memang telah menyatakan tidak ada unsur pidana pada kematian korban, namun pihak keluarga tidak meyakininya.
Keluarga membeberkan sejumlah kejanggalan pada kematian Arya Daru hingga daftar pihak yang harus diperiksa. Maka itu mereka meminta kasus ini diselidiki kembali.
Terkait permintaan keluarga, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan hal itu menjadi perhatian polisi.
"Masukan secara terbuka disampaikan oleh keluarga tentu yang pertama kita turut berempati dengan peristiwa yang telah terjadi, namun demikian terkait apa yang secara harapan dari keluarga tentu menjadi bagian atensi kita juga," ujar Trunoyudo kepada wartawan, Senin (25/8).
Ia mengatakan pihaknya akan lebih dulu melihat temuan keluarga. Apakah itu temuan baru atau bukan.
"Tentu apa-apa yang menjadi petunjuk ini tentu menjadi suatu landasan apakah ini memang merupakan temuan baru, apakah perkembangan baru ataukah sifatnya secara komprehensif bisa menjadi bagian daripada kelengkapan proses penyelidikan pada tahap pertama," ujarnya.
"Kita hargai bersama dan harapannya semua apa yang kita lakukan ini mendasari pada keilmiahan. Kemudian juga mendasari pada informasi-informasi yang juga akan diberikan nanti sama keluarga. Ini bagian daripada penyempurnaan," tambahnya.
Pada Sabtu (23/8), keluarga Arya menyatakan terdapat banyak kejanggalan dalam kasus ini. Mereka meyakini diplomat muda itu tidak mungkin mengakhiri hidupnya sendiri.
"Penasihat hukum keluarga minta kepolisian untuk melakukan rekonstruksi ulang, kemudian autopsi lengkap dari almarhum untuk mengetahui penyebab kematian," kata kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, di Yogyakarta, Sabtu (23/8).
Nicholay menyebut beberapa kejanggalan, di antaranya ditemukannya obat CTM dan parasetamol. Menurut keterangan istri, Arya tidak memiliki alergi maupun kebiasaan mengkonsumsi CTM.
"Dari mana CTM itu masuk dan berapa kadarnya sampai sekarang belum diungkapkan. Kalau autopsi lengkap harus diambil ginjalnya, paru, jantung, sehingga mengetahui kandungan obat apa dan zat apa di dalam tubuh korban," katanya.
Keluarga juga mempertanyakan adanya luka lebam di tubuh Arya. Dari sederet kejanggalan itu, pihak keluarga menilai ada pihak lain yang terlibat dalam kematian diplomat muda tersebut.
Selain itu WhatsApp dan Instagram Arya Daru juga tiba-tiba aktif hingga mendapatkan amplop misterius berisi simbol gabus putih. Kejanggalan lainnya ialah luka lebam di tubuh korban.
Pihak keluarga juga memberikan daftar nama yang seharusnya diperiksa. Maka itu pihak keluarga meminta untuk polisi rekonstruksi dan autopsi ulang.