
Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul meninjau salah satu lokasi Sekolah Rakyat di Jakarta bersama Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo.
Mereka juga berdialog dengan para orang tua calon siswa maupun wali Sekolah Rakyat. Di hadapan para orang tua calon siswa, Gus Ipul menyanjung Teddy yang juga berangkat dari nol dalam proses kariernya.
“Pak Teddy ini masih muda, hebat, pinter, dan juga bisa jadi contoh Bapak/Ibu sekalian,” ujar Gus Ipul di kawasan Sentra Handayani Jakarta pada Minggu (29/6).
“Dulu bukan beliau enggak susah, susah juga. Jadi dari orang susah juga, bukan orang serba berada, jadi beliau juga dari nol juga. Contoh yang baik, buat kita tidak boleh putus asa, berjuang, siapa tahu nanti bisa seperti pak Teddy,” lanjutnya.

Gus Ipul menegaskan, Sekolah Rakyat adalah program Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan pendidikan yang bermutu kepada anak-anak atau keluarga yang kurang mampu.
Gus Ipul mengatakan, dalam proses seleksi penerimaan siswa Sekolah Rakyat ini, kata dia, tidak ada yang akan ditolak. Namun, harus dipastikan memang berasal dari keluarga desil 1 dan 2.
“Kalau ada yang sakit, itu disembuhkan sampai sembuh baru, kemudian bisa di sekolah. Jadi pada dasarnya tidak ada yang ditolak. Selama aktivitasnya memenuhi, maka bisa sekolah di sekolah rakyat,” tuturnya.

Beberapa orang tua murid juga mengeluhkan kondisi keluarganya kepada Gus Ipul dan Teddy. Salah satunya orang tua calon siswa bernama Galih Yahdan Atlantik.
Ia mengeluhkan dirinya menghidupi 4 orang anak dan berpenghasilan tak menentu.
“Di rumah jualan nasi uduk, kalau kelebihan dana. Kalau gak ada jadi buruh cuci. Rp 1,5 juta per bulan untuk 5 anggota keluarga, saya ibu tunggal,” ujar Suratna, orang tua calon siswa itu.