
MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berkomitmen untuk memodernisasi fasilitas kesehatan di seluruh daerah. Program ini menargetkan 10.000 fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, rumah sakit kabupaten dan kota, serta rumah sakit provinsi, dengan anggaran sekitar Rp1 miliar per fasilitas untuk pengadaan alat-alat modern. Dana tersebut akan dialokasikan ke 514 kabupaten dan kota dan 38 provinsi untuk mempersiapkan laboratorium dan melengkapi fasilitas kesehatan.
"Tujuan utama program ini untuk meningkatkan pencegahan penyakit. Strategi yang diprioritaskan adalah promotif dan preventif seperti imunisasi dan skrining kesehatan dengan fokus pada puskesmas, posyandu, dan poskesdes. Strategi kuratif (pengobatan) akan tetap dilakukan di rumah sakit, namun dengan penekanan pada pencegahan penyakit sebagai prioritas utama," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin lewat zoom Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Implementasi Program Pemerintah Pusat di Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/8).
Rakor antara pemerintah pusat bersama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dan kota ini membahas percepatan Program Strategis Nasional di NTT. Menurut Menkes, pemerintah juga berencana meningkatkan kualitas tenaga kesehatan, termasuk penambahan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan pelatihan bagi dokter spesialis. Program ini juga akan melibatkan putra-putri daerah untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan.
Adapun modernisasi rumah sakit umum juga akan dilakukan secara bertahap, dengan target 32 rumah sakit pada tahun ini dan tambahan rumah sakit lainnya di tahun-tahun mendatang. Menkes menegaskan, program ini mendapat dukungan kuat dari presiden, yang menjadikan kesehatan dan pendidikan sebagai prioritas utama pemerintahannya.
Tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah di bidang kesehatan menunjukkan pentingnya program ini bagi kesejahteraan masyarakat. Karena itu, Menkes minta anggaran kesehatan digunakan lebih ke arah promotif-preventif.
“Dana alokasi untuk kesehatan kalau bisa digunakan lebih ke arah promotif serta prefentif karena, pengeluarannya akan lebih murah,” ujarnya.
Menkes meminta pemerintah daerah khususnya unit kerja di masing-masing daerah memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tetap hidup sehat. Menurut dia, strategi kesehatan yang lebih efisien, lebih murah, yakni menjaga masyarakat agar tetap sehat jangan sampai sakit.
“Selama ini program-program kita hanya fokus pada mengobati orang sakit, sehingga banyak anggaran yang keluar,” tutur Menkes.
Menkes mengatakan strategi promotif lebih ke arah edukatif, sementara strategi preventif lebih ke arah pencegahan agar masyarakat tidak mudah sakit. Dia mencontohkan saat covid-19, beberapa program promotif yang dilakukan ialah mengajak masyarakat menggunakan masker, lalu preventif melalui vaksinasi. Karena itulah, lanjut Menkes, saat ini melalui kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, keduanya memiliki program cek kesehatan gratis tidak hanya untuk anak-anak. Selain itu juga cek kesehatan gratis bagi yang berulang tahun, merupakan strategi preventif untuk mencegah lebih dini sakit yang diderita masyarakat. (M-2)