Kepedulian terhadap isu lingkungan bukan hanya milik para aktivis. Pada 2023 lalu, sebuah kolaborasi antarmusisi untuk menggaungkan isu krisis iklim berdiri. Nama inisiatif itu adalah The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab (IKLIM), yang berafiliasi dengan Music Declares Emergency.
IKLIM diinisiasi oleh salah satu personel band Navicula, Gede Robi, bersama Ewa Wojkowska, salah satu pendiri KOPERNIK, sebuah laboratorium penelitian dan pengembangan untuk masalah sosial dan lingkungan, yang berbasis di Bali.
Kepedulian terhadap isu lingkungan hidup, termasuk soal krisis iklim, coba Robi suarakan lewat karya yang ia dan rekan-rekannya ciptakan di Navicula.
"Kalau saya sebagai musisi, yang bisa saya bantu adalah menyuarakan ini lewat musik," kata Robi kepada kumparan, Jumat (5/9).
Menurut Robi, IKLIM menyadari besarnya kekuatan musik dan peran penting yang dapat dimainkan musisi dalam membentuk opini publik.
IKLIM berharap, melalui karya dan eksistensi musisi di media sosial, pesan-pesan mendesak tentang iklim bisa disampaikan. "Sekaligus menginspirasi dan menggerakkan para penggemarnya untuk bertindak," bunyi penjelasan mengenai misi IKLIM di laporan tahunan KOPERNIK pada 2023.
Robi menyadari tidak mudah untuk menyuarakan mengenai permasalahan lingkungan hidup apabila hanya ia dan rekan-rekannya di Navicula yang bergerak.
Oleh karena itu, pada 2023, Robi mengajak sejumlah musisi yang juga peduli terhadap masalah lingkungan hidup untuk bergabung di IKLIM.
Awalnya, Robi menggandeng 13 musisi yang memiliki kedekatan personal dengan dirinya. Di antaranya adalah Iga Massardi, Iksan Skuter, Endah n Rhesa, Tuan Tigabelas, dan FSTVLST.
"Aku tahu bahwa mereka itu musisi-musisi yang peduli (terhadap masalah lingkungan hidup). Jadi inisiatifnya untuk menggalang kepedulian musisi, membuat wadah, dan forum diskusi. Makanya tiap tahun kita mengadakan workshop, berbicara tentang isu ini dari berbagai aspek," tutur Robi.
IKLIM mengadakan lokakarya pertama di Bali pada Juni 2023, yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang krisis iklim dan potensi solusinya.
Setelah itu, IKLIM mulai merencanakan hal-hal apa saja yang ingin mereka lakukan. Dari berbagai ide, akhirnya tercetus untuk membuat sebuah label rekaman, Alarm Records.
"Kita bikin label rekaman sendiri supaya musisi-musisi idealis, mereka tetap bekerja dengan label besar, tapi kalau mereka punya karya yang kira-kira idealis itu bisa kita rilis. Ini jadi label rekaman kooperasi green label yang pertama di Indonesia," ucap Robi.
Lokakarya kedua dilangsungkan pada Juli 2024. Pada kesempatan kedua ini, ada 15 musisi dan band yang berpartisipasi. Musisi yang ikut serta di antaranya Efek Rumah Kaca, Voice of Baceprot, dan Petra Sihombing.
Musisi-musisi yang berpartisipasi dalam lokakarya ini diseleksi melalui open call yang dilangsungkan awal tahu...