
Tak sedikit dari kita yang saat ini mulai mengganti gula pasir biasa dengan yang lebih sehat. Ini karena, sebagian dari kita mulai mengkhawatirkan gula darah dalam tubuh agar tak berujung terkena penyakit diabetes.
Rupanya, penggunaan alternatif pemanis juga disarankan oleh para ahli kesehatan. Seperti seorang ahli jantung dan pengobatan fungsional, Dr. Alok Chopra, yang sering membuat konten edukasi melalui media sosialnya, menyarankan kita untuk mengganti penggunaan gula konvensional dengan allulose.
Apa, sih pemanis allulose itu?

Mengutip Hindustan Times, allulose adalah pemanis alternatif yang menurut Dr. Alok Chopra lebih sehat daripada pemanis lainnya, semisal agave.
Dia mengatakan, “Allulose adalah alternatif gula langka yang tidak meningkatkan kadar gula darah atau insulin, menjadikannya pilihan yang menjanjikan bagi mereka yang mengelola diabetes atau resistensi insulin.”
Selain itu, dia juga menyebutkan, “70 persennya diserap dalam darah dan dikeluarkan melalui urine.”
Doktor Alok turut menjabarkan manfaat allulose lainnya, seperti hanya mengandung 0,2-0,4 kalori per gram atau hanya berkisar 1/10 dari kalori gula pasir. Kemudian, allulose juga memiliki indeks glikemik rendah, membantu meningkatkan sensitivitas insulin, dan mengurangi lonjakan glukosa setelah makan.

Menariknya lagi, dia juga menjelaskan dalam catatannya bahwa allulose membantu meningkatkan metabolisme dan meningkatkan pembakaran lemak di tubuh. Metabolisme yang lancar bisa membuat kita juga merasa kenyang lebih lama.
Doktor Alok juga menerangkan bahwa pemanis ini diklaim aman untuk hati, ginjal, dan jaringan lemak sehingga membantu mengurangi peradangan serta stres oksidatif.
Ahli jantung ini juga mengungkapkan bahwa allulose dapat ditemukan di dua kategori sumber berbeda. Pada sumber makanan alami, allulose bisa ditemukan dalam jumlah kecil pada makanan seperti gandum, buah ara, kismis, molase, sirop maple, nangka, dan kiwi.
Sementara, allulose yang diproduksi komersial biasanya terbuat dengan mengubah fruktosa (dari jagung atau bit gula) secara enzimatis.
Dia juga membuat perbandingan allulose dengan pemanis lainnya, semisal stevia atau truvia yang umumnya dicampur dengan pemanis buatan. Penggunaan jangka panjang stevia atau truvia, menurutnya dapat menyebabkan penambahan berat badan, ketidakseimbangan mikrobioma usus, dan resistensi insulin.
Sedangkan dibandingkan dengan gula kelapa atau kurma, dia mengatakan keduanya memang sumber alami, tapi menawarkan indeks glikemik yang berbeda-beda dan bisa menimbulkan masalah pencernaan.
“Allulose tidak meningkatkan insulin, tidak memiliki efek samping pada usus dalam dosis sedang, dan memberikan pengalaman yang paling mirip dengan gula tanpa kekurangan. Penelitian menunjukkan tidak ada toksisitas bahkan dengan 5-15 gram setiap hari selama 12 bulan,” jelasnya.
Kendati demikian, Doktor Alok memperingatkan, meskipun allulose disetujui di banyak negara, termasuk AS, saat ini allulose dilarang di Kanada karena kekhawatiran mengenai penggunaan jangka panjangnya, meskipun belum ada bukti pasti tentang bahayanya. “Selalu gunakan dengan hati-hati dan secukupnya,” pungkasnya.