
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso telah mengantisipasi kebijakan tarif baru sebesar 19 persen yang akan diterapkan Amerika Serikat (AS) terhadap produk Indonesia.
“Kita sudah melakukan mitigasi yang pertama terhadap 10 produk ekspor kita (ke AS). Kemudian siapa pesaingnya di setiap produk itu paling tidak 10 (negara lain). Kita melihat sampai sekarang (ekspor) kita memang masih bagus,” ujar Budi dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (17/7).
Ia menjelaskan, tarif yang dikenakan ke Indonesia saat ini lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya. Ini justru berpeluang lebih besar dalam memanfaatkan pasar AS.
“Kalau ini sampai tanggal 1 Agustus kita masih tarifnya bagus, berarti kesempatan buat kita untuk semakin besar masuk pasar ke Amerika. Karena dulu ketika kita bersaing tarifnya sama, MFN (Most Favored Nation). Sekarang (tarif) resiprokal kan berbeda-beda,” jelas Budi.
Selain membuka akses ekspor, Budi juga menyebut bahwa kebijakan perdagangan AS ini akan memberikan kesempatan untuk menarik investasi di dalam negeri, sehingga produk negara asing bisa masuk dan berproduksi di Indonesia, kemudian bisa ekspor ke AS.
“Jadi banyak (kesempatan), mudah-mudahan kan investasi dari negara lain yang kena resiprokal tinggi itu bisa beralih ke kita,” ucap Budi kepada wartawan saat ditemui usai Raker.
Lebih lanjut, Budi menekankan bahwa sejumlah produk seperti gandum dan kedelai yang diimpor dari AS memang sudah memiliki bea masuk 0 persen, sehingga tidak akan membebani neraca dagang.
“Yang diimpor itu kan banyak barang-barang bahan baku, barang modal yang kita butuh, yang kita perlu. Jadi itu bisa mendukung industri kita, ini sebenarnya kesempatan bagus buat kita,” sebut Budi.
Ia pun berharap posisi tarif Indonesia tetap kompetitif hingga kebijakan resmi diberlakukan pada awal Agustus. “Mudah-mudahan sampai tanggal 1 Agustus kita tetap posisi yang terbaik di antara negara-negara terutama ASEAN,” ucapnya.
Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa tarif 19 persen ini harus dibayar mahal Indonesia karena Trump minta barang-barang AS yang masuk ke Indonesia bebas bea masuk alias tarif 0 persen. Menurutnya, kesepakatan ini menguntungkan dua negara.
“Kesepakatan bersejarah ini membuka seluruh pasar Indonesia bagi Amerika Serikat. Pertama kalinya dalam sejarah," kata Trump dalam cuitan di akun Truth Social pribadinya, Rabu (16/7).
Sebagai bagian dari kesepakatan ini, Indonesia telah berkomitmen untuk membeli USD 15 miliar dalam bentuk impor barang energi dari AS, USD 4,5 miliar dalam impor produk pertanian Amerika, dan pembelian 50 pesawat Boeing, banyak di antaranya tipe 777.
“Untuk pertama kalinya, peternak, petani, dan nelayan kita akan memiliki akses penuh dan total ke pasar Indonesia yang berjumlah lebih dari 280 juta orang,” lanjutnya.
Selain itu, Indonesia akan membayar kepada Amerika Serikat tarif sebesar 19 persen untuk semua barang yang mereka ekspor ke AS. “Sementara ekspor AS ke Indonesia akan bebas dari tarif dan hambatan non-tarif,” kata Trump mengulangi lagi isi kesepakatan mereka.