Seorang tentara Israel bergerak di atas kendaraan pengangkut personel lapis baja (APC) di daerah dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Selasa, 26 Agustus 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Channel 12 Israel melaporkan pada Ahad (31/8/2025), sebuah dokumen internal militer rahasia Israel mengakui kegagalan Operasi Kereta Perang Gideon di Jalur Gaza.
Tujuan operasi tersebut, yang seharusnya menundukkan gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, dan mengamankan pembebasan para sandera, tidak tercapai. Menurut sumber yang sama, dokumen tersebut menyoroti beberapa alasan di balik laporan tersebut.
Dokumen itu mencatat beberapa penyebab gagalnya Operasi Kereta Perang Gideon. Perencanaan operasi tersebut dinilai tidak terorganisir, jenis operasi yang dipilih tidak sesuai dengan gaya tempur Hamas, sementara tidak pernah ada jadwal operasional yang jelas.
Palestine Chronicle yang mengutip Channel 12 mengungkap, dokumen tersebut menyimpulkan Israel melakukan hampir semua kesalahan yang mungkin terjadi.
Apa itu Kereta Perang Gideon?
Operasi Kereta Perang Gideon, yang diluncurkan pada pertengahan Mei 2025, adalah serangan darat Israel yang bertujuan untuk mengubah situasi di Gaza secara fundamental.
Nama tersebut merujuk pada tokoh Alkitab Gideon, yang meraih kemenangan militer meski dianggap mustahil. Kereta Gideon telah lama dikenang dalam simbolisme militer Israel.
Rencana ambisius tersebut membayangkan bahwa pasukan Israel akan membagi Jalur Gaza menjadi beberapa sektor, mempertahankan kendali permanen atas wilayah-wilayah strategis, dan mengelola pergerakan penduduk, sekaligus memberikan tekanan militer yang luar biasa terhadap Hamas.