
Bagi sebagian orang, kebaya masih dianggap sebagai busana yang hanya layak dikenakan saat acara tertentu. Jika pemikiran ini terus dibiarkan, kebaya bisa kehilangan tempatnya dalam kehidupan sehari-hari dan hanya menjadi bagian dari masa lalu.
Dalam konferensi pers pemutaran film pendek #KitaBerkebaya yang digelar di Galeri Indonesia pada Selasa (22/7), sejumlah aktris menyuarakan keresahan mereka terhadap kondisi ini.
Maudy Ayunda, Andien Aisyah, dan Titi Radjo pun turut berbagi pandangan mereka mengenai kebaya di era modern, sekaligus mengajak perempuan Indonesia untuk kembali menjadikan kebaya sebagai bagian dari ekspresi diri dalam kehidupan sehari-hari.
Maudy Ayunda

Maudy mengatakan bahwa dirinya resah saat kebaya dikotak-kotakan, yang artinya hanya digunakan untuk konteks tradisional atau acara yang bersifat nasionalis. Padahal menurutnya dengan berkebaya, perempuan bisa berekspresi, menunjukkan jati diri sebagai perempuan Indonesia
“Kebaya itu sebenarnya bisa kita ambil esensinya dan tetap bisa kita ekspresikan lagi dan kita customize sesuai dengan cara kita berekspresi diri,” ungkap perempuan berusia 30 tahun itu saat konferensi pers film pendek #KitaBerkebaya di Galeri Indonesia Kaya pada Selasa (22/7).
Ia ingin bahwa kebaya bisa menjadi simbol dari sejarah yang terus bisa melekat dengan perempuan Indonesia. "Kita bisa campurkan dan harmonikan dengan esensi-esensi yang dulu digunakan oleh nenek moyang kita,” ungkapnya.
Andien Aisyah

Sementara itu, Andien menyoroti pada rumah produksi kebaya yang makin sedikit sebab generasi penerus bangsa tidak peduli dengan bagaimana kebaya harus terus berkembang dan tidak termakan oleh waktu. Hal ini dikatakan karena pengalaman sulitnya membeli kain tenun saat berada di Sumba.
“Jadi kalau waktu itu pengalamanku sendiri ketika waktu aku ke Sumba kemudian ingin membeli kain di sana dan semakin lama semakin susah karena penenunnya sendiri sudah semakin sedikit dan generasi muda memilih untuk tidak menenun gitu karena banyak sekali lini pekerjaan lain yang lebih dalam tanda kutip menghasilkan,” jelasnya.
Pelantun lagu Saat Bahagia ini juga merasa apabila kebaya tdk ada di dalam lubuk hati perempuan Indonesia, ia yakin rumah produksi juga akan semakin sedikit nantinya.
Titi Radjo

Di sisi lain, Titi merasa bahwa keresahaannya sudah usai. Justru ia merasa positif dan senang karena saat ini sudah banyak yang mendokumentasikan tentang kebaya. Namun ia merasa masih ada beberapa orang yang tidak mencintai kebaya karena tak biasa melihat sekelilingnya berkebaya.
Perempuan kelahiran 1981 ini memberikan nasihat kepada perempuan agar tidak kaku saat mengenakan kebaya, sehingga bisa lebih mengeksplor jati diri. “Tidak usah kaku, kecuali pakem-pakem yang kita harus lakukan secara tertentu, Misalnya pengennya pake lace, atau pake jeans, atau mau pake tas branded. It's okay, ” ujarnya.
BACA JUGA