Makan Ikan Digoreng, Tetap Sehat atau Berisiko bagi Kesehatan?

Ikan lele goreng. Foto: Shutterstock

Ikan jadi salah satu lauk favorit masyarakat Indonesia. Selain rasanya enak, ikan juga dikenal sebagai sumber protein hewani yang kaya akan omega-3, vitamin D, dan berbagai nutrisi penting lainnya. Ikan goreng pun banyak digemari karena teksturnya yang renyah dan rasanya yang gurih.

Akan tetapi, di balik kelezatannya, penting untuk memperhatikan cara pengolahan ikan yang akan dikonsumsi. Metode memasak, terutama menggoreng, ternyata bisa memengaruhi nilai gizi ikan serta dampaknya bagi tubuh.

Banyak orang menganggap bahwa ikan goreng termasuk ke dalam pilihan sehat karena berbahan dasar ikan yang bernutrisi. Tapi, benarkah anggapan tersebut? Dikutip dari berbagai sumber, berikut sejumlah risiko kesehatan yang bisa muncul dari konsumsi ikan goreng.

Bisa Menjadi Sumber Lemak yang Tidak Sehat

Ilustrasi minyak goreng bekas pakai. Foto: Africa Studio/Shutterstock

Ahli gizi terdaftar Beth Czerwony menjelaskan bahwa masalah utama dari ikan goreng terletak pada minyak yang digunakan. Menurutnya, minyak tersebut sering kali merupakan sumber lemak jenuh yang tidak baik untuk kesehatan jantung.

“Ketika kita menggoreng sesuatu, entah itu ikan, ayam, atau apa pun itu, seringkali minyak yang digunakan tidak sehat untuk jantung, melainkan lemak jenuh,” jelas Czerwony, dikutip dari Cleveland Clinic.

Terlebih, hal ini diperparah karena kita kerap menambahkan lapisan tepung saat menggoreng ikan yang semakin membuatnya tidak sehat. “Yang terjadi adalah lapisan tepung (breading) menyerap semua lemak tersebut, jadi selain mendapatkan tambahan kalori dari tepungnya sendiri, kamu juga mendapatkan banyak lemak yang tidak sehat,” tambah Czerwony.

Lebih Tinggi Kalori

Ilustrasi kalori terlalu banyak. Foto: Olivier Le Moal/Shutterstock

Selain mengandung lemak tidak sehat, ikan goreng juga cenderung lebih tinggi kalori. Mengutip Healthline, proses penggorengan, terutama deep fried, dapat menambah kalori secara signifikan.

Sebagai contoh, data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menunjukkan bahwa 100 gram ikan cod panggang mengandung sekitar 105 kalori dan 1 gram lemak. Namun, jika digoreng, jumlah kalorinya melonjak jadi sekitar 200 kalori dan 10 gram lemak.

Risiko Terkena Penyakit Kardiovaskular

Ilustrasi perempuan mengalami penyakit jantung. Foto: Shutterstock

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Public Health Nutrition (2016), terlalu sering makan ikan goreng dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah.

Dalam studi tersebut, peserta yang mengonsumsi ikan goreng dua kali atau lebih dalam seminggu memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau hanya sesekali mengonsumsinya (kurang dari sekali sebulan).

Penyakit ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bahkan berisiko menyebabkan kematian. Mengutip ][njm, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian utama di seluruh dunia.

Cara Mengonsumsi Ikan yang Lebih Aman

Ilustrasi tuna panggang dengan bawang putih Foto: Dok.Shutterstock

Czerwony menyarankan untuk memilih metode memasak selain menggoreng, seperti membakar atau memanggang ikan. Cara ini dapat membantu menghindari penggunaan minyak berlebih yang bisa berdampak kurang baik bagi kesehatan.

Akan tetapi, kalau kamu tetap ingin menikmati tekstur renyah seperti ikan goreng, ia merekomendasikan untuk memasaknya dengan menggunakan air fryer. Alat ini dapat menghasilkan tekstur renyah layaknya metode menggoreng tradisional tanpa menggunakan minyak.

Dengan demikian, kamu tetap bisa menikmati olahan ikan tanpa khawatir akan dampak kesehatannya. Ikan kaya nutrisi seperti omega-3 yang baik untuk jantung dan tekanan darah. Tapi, cara memasaknya juga penting untuk diperhatikan.

Reporter Salsha Okta Fairuz