
Retinopati diabetik (DR), komplikasi serius dari diabetes melitus, terus meningkat secara global. Penyebab utamanya adalah peradangan kronis dan stres oksidatif, yang memicu peningkatan TNF-α dan VEGF, dua faktor yang memperparah kerusakan retina.
Terapi anti-VEGF memang efektif, tetapi biayanya tinggi dan efektivitas jangka panjangnya masih terbatas. Kini, harapan baru datang dari pendekatan fitoterapi menggunakan ekstrak daun Macaranga tanarius (MT).
Daun MT mengandung senyawa aktif seperti quercetin, naringenin, dan kaempferol yang dikenal memiliki efek antiinflamasi dan antidiabetik.
Dalam sebuah studi eksperimental pada 25 ekor tikus Wistar, pemberian ekstrak MT dosis tinggi (1,92 gram per kilogram berat badan) menghasilkan:
- Penurunan glukosa darah sebesar 17,10%, setara dengan glibenklamid
- Penurunan kadar TNF-α sebesar 57,06%
- Penurunan VEGF sebesar 52,39%
Hasil ini menunjukkan efektivitas MT dalam menekan inflamasi dan pembentukan pembuluh darah abnormal, dua mekanisme utama pada retinopati diabetik.
Meskipun hasilnya menjanjikan, penelitian lanjutan dan uji klinis pada manusia tetap diperlukan sebelum penggunaan secara luas di dunia medis.
Kesimpulan: Macaranga tanarius memiliki potensi kuat sebagai kandidat fitofarmaka dalam pengelolaan komplikasi diabetes. (Universitas Airlangga/Z-10)