
HARI Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program strategis, yaitu pembangunan 1.000 titik sumur resapan.
Program ini merupakan bagian dari implementasi strategi Zero Delta-Q yang bertujuan untuk mengendalikan limpasan air hujan di hulu, khususnya di kawasan Semarang atas seperti Banyumanik, Gunungpati, Mijen, dan Ngaliyan sebelum mengalir ke wilayah hilir. Agustina, wali kota Semarang menuturkan jika program 1.000 sumur resapan merupakan upaya kongkret Pemerintah Kota Semarang dalam mengurangi risiko banjir.
Menurutnya, setiap sumur resapan yang dibangun menjadi langkah konkret untuk mengurangi risiko banjir yang kerap melanda wilayah Semarang bawah.
"Nanti yang daerah bawah, akan dibantu dengan program yang lain, misalnya di tiap-tiap rumah dibuatkan biopori. Sumur resapan memang di area pemukiman yang ruang hijaunya tertutup untuk bangunan, sehingga dibuatkan sumur resapan untuk penampung air," ungkap Agustina.
Acara peluncuran 1.000 sumur resapan ditandai dengan penyerahan secara simbolis kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) dan penyerahan bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) kepada warga yang membutuhkan. Agustina berharap program ini dapat berjalan sukses dengan adanya sinergi dari seluruh pihak.
"Pembangunan 1.000 titik sumur resapan ini adalah wujud komitmen kita dalam menjaga kota. Ini bukan sekadar angka, melainkan representasi dari upaya kita bersama," tegas wali kota.
Pada kesempatan itu, juga diadakan Gerakan Pangan Murah atau GPM melalui program Kemplingsemar yang diadakan di 1.530 titik se-Kota Semarang. Melalui konferensi via zoom, Agustina menyapa langsung masyarakat yang turut serta dalam kegiatan tersebut. Gerakan Pangan Murah ini merupakan kolaborasi Pemerintah Kota dengan Bulog, Bank Indonesia, dan dinas terkait untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan.
"Alhamdulillah, dengan adanya gerakan ini, kemarin diumumkan pada High Level Meeting se-Indonesia bahwa kota Semarang proses pengendalian (inflasinya) yang paling hebat. Ini bukti bahwa Kemplingsemar sangat efektif," tambahnya.
Acara yang dipenuhi semangat kebersamaan ini juga menjadi ajang sosialisasi pencairan dana operasional RT sebesar Rp25 juta per RT per tahun yang sudah dapat segera diproses. Agustina menegaskan bahwa semua kegiatan ini dirancang untuk mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan masyarakat. "Hore-hore bareng AWP berarti pangan ada, badan sehat, dan hati pun senang," pungkas wali kota. (H-1)