
JAMIYAH Ahlith Thariqah Al Mutabarah Ahlussunnah Wal Jamaah (Jatma Aswaja) menggelar Zikir Nasional & Ikrar Bela Negara di Masjid Istiqlal, Minggu (10/8) sebagai bentuk rasa syukur HUT ke-80 RI.
Acara yang dihadiri lebih dari 50 ribu jamaah dari berbagai kota itu diawali dengan salat mahrib dan isya berjamaah kemudian dilanjutkan dengan shalawat. Suasana malam di Masjid Istiqlal berubah menjadi lautan zikir dan selawat.
Sekretaris Jenderal Jatma Aswaja, Helmy Faishal Zaini, menyebut momentum ini bukan sekadar perayaan, melainkan penguatan komitmen nasionalisme yang berakar pada nilai-nilai agama.
“Tak bisa dipisahkan antara nasionalisme dan agama. Cinta tanah air itu bagian dari perintah agama. Di Masjid bersejarah ini, simbol toleransi, kita menyaksikan sejarah baru ikrar bela negara yang diikuti lintas agama,” ujar Helmy, dalam keterangannya, Minggu, (10/8).
Helmy mengatakan Masjid Istiqlal adalah masjid bersejarah, simbol dari toleransi dan nasionalisme. Seperti namanya dalam bahasa Arab, Istiqlal adalah kemerdekaan. Bahkan sejarahnya, masjid megah ini didesain oleh Friedrich Silaban.
“Dan di sebelah Istiqlal kita juga tahu ada Gereja Katedral, itu menunjukan bahwa Masjid Istiqlal malam hari ini menjadi sejarah baru sebagai simbol sebagai toleransi antarumat beragama karena saya kira pada malam hari ini ada Ikrar Bela Negara oleh lintas agama di Masjid Istiqlal,” lanjut Hemly.
Menurut Helmy, Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, tetap menjadi teladan dan contoh. Kehadiran tokoh lintas agama ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga Pancasila dan NKRI sebagai bentuk final.
Selain menguatkan ukhuwah, acara ini juga membawa pesan pemberdayaan ekonomi sebagai bagian integral dari bela negara. Helmy juga mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto atas program-program pro-rakyat seperti koperasi desa dan MBG, yang mendorong pemerataan hasil pembangunan.
“Ini sejalan dengan spirit malam ini: cinta tanah air dan pemberdayaan ekonomi. Al-Qur’an mengingatkan agar harta tidak hanya berputar di kalangan orang kaya. Keadilan dan pemerataan harus dirasakan seluruh rakyat,” tegasnya. (H-3)