
Sebanyak 3 drone pembawa bom menyerang sejumlah ladang minyak di wilayah otonomi Kurdistan, Irak, pada Rabu (16/7). Ini merupakan serangan ketiga kalinya yang terjadi secara berturut-turut sejak Senin (14/7) di wilayah tersebut.
Mengutip Reuters, serangan itu menyasar ladang minyak milik perusahaan Norwegia. Ladang minyak itu berada di Tawke dan Peshkabir, merupakan wilayah Zakho yang berbatasan dengan Turki.
Setelah keduanya, ladang minyak yang beroperasi di bawah bendera perusahaan Amerika Serikat (AS)--berlokasi di Dohuk, utara Irak--juga turut diserang.
Mengutip AFP, Kementerian Sumber Daya Alam Daerah mengatakan serangan terbaru telah menyebabkan kerusakan signifikan dan mengecamnya sebagai tindakan terorisme.
"Pada pukul 06.00 dan 06.15 (03.00 dan 03.15 GMT), dua pesawat nirawak bermuatan bahan peledak menyerang," kata dinas kontraterorisme Kurdistan.
Sebelum tiga serangan ini, pada Selasa (15/7), serangan pesawat tak berawak menghentikan produksi di ladang minyak Sarsang di wilayah Kurdistan, Irak. Disusul pada Senin (14/7), dua pesawat tak berawak jatuh di ladang minyak Khurmala dekat Erbil di Kurdistan Irak, merusak pipa air di ladang tersebut.
Sejumlah politisi yang dekat dengan otoritas Kurdi menyalahkan kelompok pro-Iran atas serangan tersebut, namun tak bisa memberikan bukti. Belum ada pihak manapun yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan itu.
Tetapi sumber keamanan Kurdistan Irak mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan pesawat tak berawak itu berasal dari daerah yang dikuasai milisi yang didukung Iran.
Untuk diketahui serangkaian serangan ini terjadi di tengah ketegangan yang terus berlanjut antara otoritas regional dan Baghdad terkait kendali atas pendapatan ekspor dari ladang-ladang minyak Kurdi. Polemik hukum dan masalah teknis pun telah membuat jalur pipa ekspor ke Turki ditutup sejak 2023.