Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung berjanji akan membangun kepercayaan militer dengan Korut. Ia bersumpah menghormati sistem politik yang dianut Korea Utara.
Pernyataan itu disampaikan Lee dalam pidato perayaan ke-80 hari kemerdekaan dari penjajahan Jepang--hari besar yang juga dirayakan di Korea Utara--yang jatuh setiap tanggal 15 Agustus.
"Kami menegaskan rasa hormat kami terhadap sistem Korea Utara saat ini. [Kami] tidak berniat terlibat dalam tindakan permusuhan," ujar Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, mengutip AFP, Jumat (15/8).
Lee mengatakan, di bawah kepemimpinannya, Korea Selatan akan membangun kepercayaan dan menggunakan dialog tanpa prasyarat untuk mendapatkan kepercayaan dari negara tetangganya itu.
"Saya berharap Korea Utara akan membalas upaya kami untuk memulihkan kepercayaan dan menghidupkan kembali dialog," ujarnya.
Mengutip Reuters, Lee juga menegaskan tidak ada keuntungan yang dapat diperoleh kedua pihak dari permusuhan yang berkepanjangan ini. Ia berkomitmen mengakhiri berbagai aktivitas militer di perbatasan.
"Khususnya, untuk mencegah bentrokan tak disengaja antara Korea Selatan dan Korea Utara serta membangun kepercayaan militer, kami akan mengambil langkah proaktif dan bertahap untuk memulihkan Perjanjian Militer 19 September," ujar Lee tanpa memberikan kerangka waktu, seperti dikutip Reuters.
Perjanjian yang dimaksud adalah kesepakatan yang ditandatangani pada 19 September 2018 antara Seoul dan Pyongyang dengan tujuan mengurangi ketegangan militer dan meningkatkan kepercayaan di antara kedua negara, terutama di zona perbatasan. Namun, pada November 2023, mantan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, pendahulu Lee, mengumumkan penangguhan penuh pakta militer itu usai Korut meluncurkan satelit mata-mata.
Di Pyongyang, Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un juga menyampaikan pidato perayaan hari besar ini. Namun tak seperti biasanya, Ia tidak menyinggung Korea Selatan atau pihak mana pun yang dianggap berbahaya oleh negaranya dalam pidato itu.
Pernyataan Kim itu pun berbeda dengan pernyataan adiknya, Kim Yo-jong sehari sebelumnya yang menegaskan negaranya tak akan rujuk dengan Korsel.
"Kami telah beberapa kali mengklarifikasi bahwa kami tidak punya keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korsel, dan pendirian serta sudut pandang ini akan ditetapkan dalam konstitusi kami di masa depan," kata Kim Yo-jong, dikutip dari Korea Herald, Kamis (14/8).