MENTERI Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto meminta tambahan anggaran Rp 5,9 triliun untuk tahun 2026. Usulan anggaran tambahan ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada Rabu, 27 Agustus 2025.
Brian mengatakan tambahan anggaran Rp 5,9 triliun itu untuk mengakomodasi secara optimal berbagai program guna mencapai sasaran Rencana Strategis dan memenuhi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM Nasional) Tahun 2025-2029, serta Rencana Kerja Pemerintah 2026.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Berdasarkan analisis yang kami susun, kami kembali mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 5.936.604.560 untuk pemenuhan program-program prioritas yang belum dapat diakomodasi secara optimal pendanaannya pada pagu tahun anggaran 2026,” kata Brian di ruang rapat, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Brian mengatakan tambahan anggaran itu untuk memenuhi kebutuhan berbagai pos, seperti program riset, inovasi teknologi dan beasiswa. Ia menyebut alokasi anggaran ke Sekretariat Jenderal Kemendiktisaintek mengalami kenaikan Rp 1,68 triliun, salah satunya untuk kenaikan beberapa beasiswa.
“Baik itu BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia), beasiswa ADik (Afirmasi Pendidikan Tinggi), juga beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah yang kemarin belum dipenuhi pada anggaran sebelumnya,” ujar Brian.
Selain itu, untuk penambahan layanan penerimaan mahasiswa baru serta penambahan infrastruktur dan layanan pengembangan pendayagunaan teknologi informasi. Kemudian, alokasi anggaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bertambah Rp 3,14 triliun. Penambahan alokasi anggaran itu untuk revitalisasi perguruan tinggi negeri (PTN) akademik dan vokasi, bantuan perguruan tinggi swasta, serta penambahan layanan pembelajaran dan kemahasiswaan. Selain itu, untuk penambahan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang atau KNB dan beasiswa gelar dosen yang pada pagu indikatif sebelumnya tidak ada.
Sementara untuk Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi terdapat kenaikan Rp 647 miliar. “Utamanya adalah untuk penambahan Sekolah Unggul Garuda, revitalisasi LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), serta fasilitasi diseminasi pemanfaatan sains dan teknologi,” ujar Brian.
Lalu juga untuk repository sains dan teknologi untuk membangun akses jurnal tunggal. Dengan begitu, dia berharap kampus-kampus tidak berlangganan satu per satu. “Tetapi kami fasilitasi secara bersama-sama,” kata Brian.
Adapun dalam APBN 2026, Kemendikti mendapat anggaran sebesar Rp 61 triliun. Angka itu telah mengalami kenaikan darimpagu indikatif yang sebelumnya Rp 55,45 triliun.