
MONYET dikenal hewan yang lucu dan juga aktif, tapi siapa sangka monyet bisa memakan temannya atau saudaranya sendiri.
Kasus ini sangat jarang ditemukan dan ini pertama kalinya kasus kanibalisme pada spesies monyet Capuchin.
Capuchin (Cebus imitator) merupakan hewan omnivora yang sering memangsa vertebrata kecil seperti kadal, tupai, burung, hingga anak coati.
Saat berhasil menangkap mangsa, biasanya muncul perebutan di antara individu untuk mendapatkan akses, meskipun terkadang ada juga perilaku berbagi makanan.
Umumnya, mangsa yang ditangkap akan dimakan habis. Namun, dalam kasus kanibalisme yang diamati ini, hanya betina alfa dan seekor juvenil yang memakan daging, sementara anggota kelompok lainnya hanya memeriksa atau menunjukkan sikap mengancam terhadap bangkai.
Penjelasan di bawah ini akan menunjukkan bagaimana sekelompok monyet bisa melakukan tindakan kanibalisme terhadap keluarganya sendiri.
Tindakan Kanibalisme
Pada 9 April 2019, para peneliti menemukan dan mengamati sekelompok monyet capuchin melakukan kanibalisme di Sektor Santa Rosa, Kosta Rika.
Dalam rekaman yang diamati peneliti teridentifikasi jenis dari spesies tersebut.
1. CT
Betina dewasa primipara berusia 7 tahun - Ibu dari CT-19
2. CT-19
Bayi pertama dari CT - Individu itu sendiri (yang dimakan)
3. SS
Betina dewasa berusia 23 tahun - Bibi dari CT
4. BS
Jantan juvenil berusia 2 tahun - Cucu dari SS, sepupu tingkat dua dari CT-19
5. MC
Jantan juvenil berusia 2 tahun - Anak dari SS
6. PW
Jantan dewasa subordinat berusia 13 tahun - Hubungan kekerabatan tidak diketahui
CT (betina dewasa) bersama bayinya CT-19 berusia 10 hari dan SS (betina alfa sekaligus bibi CT-19) terlihat beristirahat di pohon.
Terjadi konflik dengan kelompok monyet lain, sehingga CT menjauh dan beristirahat di pohon bersama seekor juvenil dan jantan dewasa yang tidak teridentifikasi.
Setelah itu terdengar jeritan keras dan tak lama kemudian CT-19 jatuh dari pohon. CT segera menolong, namun kaki belakang CT-19 tidak berfungsi.
Bayi tersebut tiga kali jatuh dari ketinggian sekitar empat meter hingga mengalami pendarahan di bagian samping perut dan tidak lagi mampu berpegangan.
CT memberi seruan alarm serta double threats bersama tiga betina dewasa, tetapi CT-19 terdiam dan tidak bergerak. Tak lama kemudian CT-19 dinyatakan mati. PW (jantan dewasa) muncul, namun hanya diam saat CT mengancam dengan ekspresi wajah.
BS (juvenil jantan, cucu SS) mulai menggigit dan memakan jari kaki kiri CT-19. SS mendekat, menjilat bangkainya, lalu BS membawa tubuh CT-19 ke pohon dan terus memakannya.
CT tidak mencoba mengambil kembali bayinya, hanya mengawasi dari dekat. Setelah dilahap bersama-sama, BS menjatuhkan bangkainya, lalu yang lain mendekat, mengendus, dan menyentuh tubuh CT-19.
BS melanjutkan memakan kaki kiri, tetapi kemudian SS menarik tubuh tanpa ragu dan memakan kaki bayi. BS menggigit ekor, namun setelah diancam oleh SS, ia mundur sambil membawa potongan ekor.
SS terus memakan tubuh CT-19 sekitar setengah jam, sementara BS dan MC (juvenil jantan, anak SS berusia dua tahun) mengamati dari jarak dekat dan sesekali menyentuh bangkainya.
Setelah selesai, SS membuang sisa tubuh setelah memakan bagian bawah, hanya menyisakan kepala, dada, dan lengan.
Tubuh mayat yang tersisa menarik perhatian dua monyet jantan dan satu betina dewasa, termasuk induknya. Induknya mengeluarkan teriakan serta ancaman wajah pada mayat tersebut.
Kemungkinan Terjadi Kanibalisme
Peneliti mengungkapkan dapat terjadinya kanibalisme, khususnya pada mamalia, kehamilan meningkatkan pengeluaran energi harian sebesar 20%–30%.
Karena itu, betina alfa kemungkinan memiliki rasa lapar yang lebih tinggi dari biasanya dan dapat memperoleh nutrisi terhadap bangkai tanpa perlawanan karena status dominansinya.
Selain itu, ibu dari BS baru saja melahirkan, sehingga BS kemungkinan baru saja disapih (berhenti menyusui) dan mungkin mencari tambahan nutrisi. Dan jantan dewasa dari berbagai spesies akan membunuh keturunan yang tidak berkerabat demi kesempatan untuk memiliki keturunan sendiri.
Sumber: National Library of Medicine, Livescience