
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong berbagai upaya untuk mempercepat transformasi menuju industri hijau. Sektor industri di Indonesia memiliki target mencapai emisi nol bersih atau Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050, satu dekade lebih cepat dari target nasional nasional pada tahun 2060.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan, penguatan ekosistem industri menjadi salah satu fokus dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) ke-2 tahun 2025 mendatang. Ini merupakan satu bagian dari komitmen global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Selanjutnya adalah Kemenperin mengajak kalangan mahasiswa, seperti kegiatan AIGIS Goes to Campus, untuk memperluas partisipasi generasi muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya di sektor industri.
“AIGIS Goes to Campus menjadi ruang dialog strategis yang mempertemukan mahasiswa, akademisi, pemerintah, dan pelaku industri. Ini adalah momentum penting untuk menumbuhkan semangat inovasi dan kewirausahaan hijau dari kalangan kampus,” ujar Andi kepada wartawan, Rabu (16/7).

Menurut dia, mahasiswa bukan hanya mampu menjadi penerus, tetapi juga motor penggerak perubahan, termasuk menciptakan solusi hijau yang dapat dikembangkan menjadi model bisnis berkelanjutan. Lebih lanjut, Andi menekankan pentingnya sinergi antara inovasi, greenpreneurship, dan komunikasi keberlanjutan. Ketiga aspek ini menjadi pilar utama dalam membentuk ekosistem industri hijau yang inklusif dan berdaya saing.
“Sinergi antara pemikiran kreatif, semangat kewirausahaan hijau, dan strategi komunikasi yang efektif akan menentukan arah transformasi kita. Ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting dari perjalanan strategis kita menuju Indonesia maju, kompetitif, dan berorientasi pada keberlanjutan,” katanya.
AIGIS Goes to Campus, menjadi bagian dari The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (The 2nd AIGIS 2025). Summit ini merupakan platform kolaborasi yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan pemerintah, industri, akademisi, dan Masyarakat untuk mempercepat transformasi menuju industri hijau dan berkelanjutan.
Acara utama AIGIS 2025 akan dilaksanakan pada tanggal 20-22 Agustus 2025 dan ditargetkan bisa meneruskan kesuksesan penyelenggaraan AIGIS 2024 (September 2024) yang berhasil menghimpun lebih dari 1.000 peserta dari berbagai latar belakang.
Sebelumnya, pemerintah juga telah menyusun dan menjadikan sejumlah program andalan untuk mendukung transformasi industri hijau. Pertama, membuat Peta Jalan Dekarbonisasi. Kedua, membuat Standar Industri Hijau (SIH), hingga akhir tahun lalu, sebanyak 146 perusahaan industri telah tersertifikasi Standar Industri Hijau, dengan tambahan 25 standar baru yang kini total mencapai 62 standar SIH. Sertifikasi ini menjadi tonggak penting dalam memastikan komitmen industri terhadap keberlanjutan.
Ketiga, Green Industry Service Company (GISCO), kerangka kerja strategis yang diluncurkan untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui integrasi pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.
Keempat, meluncurkan Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau (SELASIH) sebagai bagian dari platform digital yang mendukung sertifikasi industri hijau dan transparansi dalam pelaporan emisi. Kelima, mengembangkan Ekonomi Sirkular, untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya.
Hingga akhir 2024, Indonesia berhasil mengurangi 6,92 juta ton CO2eq dari sektor industri, melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030. Selanjutnya, efisiensi biaya industri hijau meningkat menjadi 7,31 persen, naik dari 6,71 persen pada tahun sebelumnya.