Sebagai perayaan seratus tahun usianya, rumah mode Fendi memberikan penghormatan kepada Roma. Tanah kelahiran bagi rumah mode ini menjadi sumber inspirasi koleksi musim panas yang kini tengah mengisi butik-butik Fendi di seluruh dunia.
Histoire d’Eau, film karya sutradara Prancis Jacques de Bascher yang dibuat untuk menandai debut koleksi ready to wear Fendi oleh Karl Lagerfeld pun menjadi jalan cerita.
Mudah sekali untuk jatuh cinta pada Roma. Kota tua ini memang menawan apalagi di musim panas. Sinar matahari yang bersinar hingga malam hari memungkinkan pelancong untuk menyusuri kota dan ‘tersesat’ seharian. Lini waktu seperti berjalan paralel di kota ini.
Ada Colloseum yang dibangun mulai dari tahun 72 Masehi (beberapa jalan di Roma telah ada bertahun-tahun sebelumnya, bahkan sebelum Masehi), banyak pula bangunan-bangunan baru dengan konsep desain yang mutakhir.
Bottega-bottega atau studio seni tua bersanding dengan resto dan kafe kekinian. Peninggalan tua yang terjaga baik tetap eksis berdampingan dengan kehidupan orang-orang masa kini. Roma yang lebih tua dari kalender di dinding kita, tentu saja memendam banyak cerita tentang peradaban dan budaya manusia. Tak heran jika ia banyak menjadi sumber inspirasi.
Desainer legendaris Karl Lagerfeld tak luput dari pesona Roma. Pertama kali bergabung pada 1965, Lagerfeld berkolaborasi dengan 5 Fendi bersaudari untuk menguatkan label yang awalnya mengkhususkan pada fur dan kerajinan kulit mewah. Pada 1977, dipelopori oleh Lagerfeld, Fendi meluncurkan koleksi ready to wear untuk pertama kali.
Presentasi koleksi tidak berupa peragaan busana melainkan sebuah film pendek Histoire d’Eau yang dianggap sebagai film mode pertama dalam sejarah. Bintang utamanya tentu saja Roma.
Film karya Jacques de Bascher Histoire d’Eau berkisah tentang seorang turis perempuan, mengunjungi Roma dan terobsesi dengan air (d’eau) dari pancuran-pancuran kota. Diperankan oleh Susy Dyson, film ini merekam misteri seorang perempuan muda glamor yang mengagumi hal-hal keseharian.
Ia menyusuri kota Roma, berjemur menikmati sinar matahari yang hangat, bermain-main air di pancuran kota Roma yang terkenal, mempelajari peta kota, menulis kartu pos untuk sang Ibu, dan menimang seekor anak anjing.
Setiap frame menampilkan koleksi-koleksi Fendi, dari tampilan yang ringan seperti kemben hingga jaket-jaket fur. Potret suasana atelier juga terekam saat si tokoh mengunjungi 5 Fendi Bersaudari di studio mode mereka.
100 tahun rumah mode Fendi
Tahun ini genap seratus tahun rumah mode Fendi berdiri, koleksi-koleksi yang muncul dalam film menjadi inspirasi utama. Motif-motif arsip seperti motif terumbu karang menjelma kembali dalam berbagai bentuk untuk laki-laki dan perempuan.
Koral merah dari jalinan manik-manik menjadi ornamen yang kuat pada kemeja dan tas tangan. Motif print pada bandana dan gaun, serta kalung dan bros. Dari merah bata, gradasi warna meluas ke palet warna hangat seperti lemon, biru, mentega muda, hadir dalam beragam motif seperti inisial FF, bunga-bunga bawah laut.
Sutera, denim, katun yang ringan dengan berbagai teknik anyam dan potongan laser menjadi detail-detail pengerjaan.