Kasus Bayi Alesha, Dinkes Lampung Akui Ada Prosedur di Luar Ketentuan BPJS

Lampung Geh, Bandar Lampung – Dinas Kesehatan Provinsi Lampung menegaskan alat medis yang digunakan dalam operasi bayi Alesha Erina Putri seharusnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Lampung, Edwin Rusli menanggapi kasus meninggalnya bayi tersebut usai menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek (RSUDAM). Edwin menyampaikan, belasungkawa atas meninggalnya bayi berusia 2 bulan tersebut. Ia menegaskan, tindakan dokter dalam kasus ini memang berada di luar ketentuan, meski pasien tercatat sebagai peserta BPJS. “Pertama, kami mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien tersebut. Tetapi dokter yang menangani, dokter Billy, sebenarnya alat itu memang disiapkan oleh BPJS. Namun, karena ingin cepat, dia menyiapkan sendiri dan menyatakan bahwa itu harus segera ada,” ujar Edwin, saat diwawancarai, pada Jumat (29/8). Edwin menambahkan, meski tindakan tersebut tidak sesuai mekanisme, pihaknya menilai langkah yang diambil rumah sakit sudah tepat. “Kalau saya katakan memang salah kita memberikan hal yang di luar ketentuan, karena pasien memiliki BPJS. Jadi apa yang telah diambil tindakan oleh pihak rumah sakit sudah kami anggap benar,” jelasnya. Ia menyebutkan, dr. Billy Rosan kini telah diberhentikan dari tugasnya. Meski demikian, layanan bedah anak di RSUDAM tetap berjalan karena masih ada dua dokter lain yang bertugas. “Di RSUDAM ada tiga dokter bedah anak, dua laki-laki termasuk dokter Billy, dan satu perempuan. Jadi pelayanan bedah anak tidak akan terganggu,” katanya. Terkait ketersediaan alat medis, Edwin menjelaskan prosedur pengadaan memang melalui BPJS. Namun, untuk kasus tertentu seperti yang dialami almarhum Alesha, alat stapler jarang digunakan sehingga rumah sakit tidak selalu menyediakannya. “Prosedur penyediaan alat yang ditanggung BPJS seharusnya memang ada di rumah sakit, tetapi tidak selalu tersedia. Untuk kasus-kasus jarang, pihak BPJS biasanya harus memesan terlebih dahulu,” ujarnya. Diketahui sebelumnya, kasus ini mencuat setelah orang tua Alesha, Sandi Saputra (27) dan Nida Usofie (23), mengaku diminta Rp8 juta oleh dr. Billy untuk pembelian alat stapler yang disebut tidak ditanggung BPJS Kesehatan. Namun pihak rumah sakit menegaskan seluruh kebutuhan operasi pasien peserta BPJS sudah disiapkan dan diakomodir. “Apakah tindakan dokter Billy itu salah atau tidak, nanti pihak kepolisian yang memberikan jawaban,” kata Edwin. (Cha/Ansa)