Jakarta, CNBC Indonesia - Kota Jakarta semakin menunjukkan ciri khas sebagai kota urban, aktivitas ekonominya kian bertumpu pada sektor jasa. Padahal, sektor jasa ini dinilai tidak signifikan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi wilayahnya.
Mengutip riset tim ekonom LPEM FEB UI dalam Labor Market Brief Volume 6 Nomor 7, sektor jasa yang menjadi tempat pemberi nilai tambah utama ke ekonomi Jakarta ialah sektor perdagangan dan reparasi kendaraan dengan share value added hampir 17%, diikuti oleh sektor informasi dan komunikasi di kisaran atas 12%, serta jasa keuangan dan asuransi yang hampir 12%.
"Kontribusi ketiga sektor tersebut pada tahun 2024 terlihat lebih besar dibandingkan 2019, sejalan dengan menguatnya ekosistem layanan, jaringan bisnis, dan aktivitas berbasis digital di wilayah metropolitan," dikutip dari riset tim ekonom LPEM FEB UI itu, Jumat (8/8/2025).
Sementara itu, sektor konstruksi dan manufaktur masih berada pada kelompok menengah, tetapi tidak lagi mendominasi seperti pada masa ketika kegiatan produksi berlokasi di pusat kota.
Sektor lain, seperti real estat, jasa bisnis, akomodasi dan makanan minuman, serta layanan publik, mengisi ruang khas ekonomi perkotaan.
"Sementara itu, sektor primer seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan menempati porsi yang kecil, sesuai karakter daerah urban," tulis tim ekonom LPEM FEB UI.
Dengan struktur ekonomi itu, tim ekonom LPEM FEB UI mencatat secara umum laju pertumbuhan Jakarta mencatatkan perlambatan bertahap dari 6,73% pada 2011 menjadi 4,90% pada 2024, dengan rerata 5,09% selama 2011-2024.
"Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tidak terlepas dari perubahan struktur, dinamika rantai pasok, serta proses relokasi kegiatan manufaktur, bersamaan dengan berkembangnya sektor jasa yang mengandalkan produktivitas dan efisiensi," tulis tim ekonom LPEM FEB UI dalam Labor Market Brief Volume 6 Nomor 7.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Alarm Bahaya Menyala! Ekonomi RI Tumbuh di Bawah Ekspektasi