
MENTERI Kehutanan Raja Juli Antoni membeberkan sejumlah perkembangan terkait proses konservasi Gajah di lahan milik Presiden Prabowo di Aceh. Ia mengatakan saat ini tengah melakukan habitat improvement, menghitung ulang jumlah individu Gajah hingga pemberdayaan masyarakat.
“Baru saja saya melakukan rapat koordinasi dan evaluasi perjalanan program yang kita sebut sebagai PECI Aceh. Semua berjalan dengan rencana yang pernah dipersentasikan didiskusikan bersama ketika saya, Pak Direktur WWF dan juga Duta Besar Inggris beberapa saat yang lalu ketika datang ke Takengon Aceh,” ujar Raja Antoni usai memimpin rapat secara langsung, di Kantor Kemenhut, Kamis (7/8).
Tanah Prabowo?
Konservasi Gajah yang berlokasi di tanah milik Presiden Prabowo ini diketahui diberinama Peusangan Elephant Conservation Initiative (PECI). Raja Antoni mengatakan saat ini, pihaknya bersama WWF tengah menghitung ulang jumlah individu Gajah yang tersebar di dua blok, dimana dalam blok I teridentifikasi sebanyak 27 individu, dan di blok II sebanyak 40-50 individu Gajah.
“Jadi paling tidak sekarang yang sedang dikerjakan, mendata ulang atau menghitung ulang jumlah individu Gajah yang ada di 2 blok. Jadi Pak Presiden Prabowo itu, dari sekitar 9 ribu HTI milik beliau, ada 2 blok, jadi blok pertama seluas 21 ribu, blok ke II itu 14 ribu. Nah kami sekarang start dengan WWF ini di blok 2 yang jumlahnya 14 rib. Sekarang dengan menggunakan teknologi geothermal, Insyallah di bulan September kita akan tau lebih persis jumlah Gajah di blok I maupun blok II,” tuturnya.
Perbaikan Habitat?
Selanjutnya, politisi PSI ini juga mengatakan tengah melakukan habitat improvement yakni perbaikan habitat Gajah dengan mempersiapkan pakan yang cukup bagi Gajah. Hal ini dilakukan juga dengan cara melibatkan partisipasi masyarakat yang berada di sekitar lokasi.
“Sekarang sudah mulai memasuki yang disebut sebagai habitat improvement, memperbaiki kembali habitat Gajah di blok II. Aktivitasnya tadi disampaikan WWF pengeyaan makan. Jadi dari sisi kesejahteraan Gajahnya kita jamin dengan sama sama dengan tadi perbaikan habitat, perkaya pakan, dan juga air. Tapi di sisi lain pemberdayaan masyarakat juga sejahtera akhirnya nanti apa yang dicitakan pak presiden Prabowo, agar ada ‘perdamaian’ antara Gajah dan Manusia ini terjadi dengan baik, sama-sama sejahtera antara Gajah dan manusia,” sambungnya.
Terancam Kritis?
Raja Antoni mengatakan Gajah masuk sebagai spesies terancam kritis, sehingga ide besar Prabowo dalam menjaga Gajah Sumatera menjadi sangat penting. Ia juga menyebut Gajah Sumatera merupakan harga diri bangsa Indonesia.
“Gajah Sumatera itu sekarang sedang dalam level critically endangered, ide besar Presiden Prabowo yang dikerjakan oleh kami, Kehutanan dan WWF, masyarakat, seluruh stakeholder banyak sekali, saya mengucapkan terima kasih. Itu bagian dari usaha kita untuk mempertahankan habitat semaksimal mungkin, Gajah Sumatera ini adalah harga diri Sumatera bahkan harga diri bangsa kita Indonesia. Ini adalah kekayaan negara yang banyak negara tidak memiliki saya kira kita akan pertahankan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, rapat ini dilakukan bersama CEO World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia Aditya Bayunanda, Dir Forest And Wildlife M. A. Imron, Program Leader PECI Robi Royana, Ketua Forum Konservasi Gajah Indonesia, Donny Gunaryadi dan Forest Senior Program Manager WCS, Anton Ario. Selain itu, dia juga didampingi oleh Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) Laksmi Wijayanti, Plt Dirjen PS Mahfudz dan Direktur Konservasi Spesies dan Genetik Nunu Nugraha. (Cah/P-3)