PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) berbasis minyak jelantah, pertama di Asia Tenggara.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berhasil memproduksi sustainable aviation fuel (SAF) berbasis minyak jelantah, pertama di Asia Tenggara. Direktur Operasi KPI, Didik Bahagia, mengatakan langkah ini menjadi salah satu upaya dekarbonisasi sektor energi sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis perusahaan.
Didik menjelaskan, inisiatif ini berawal dari uji coba formulasi bahan kimia katalis merah putih untuk mendukung proses turnaround kilang pada Januari 2025. Melalui kolaborasi dengan lembaga riset, universitas, serta dukungan Pertamina Holding dan subholding lain, KPI berhasil mengolah minyak jelantah menjadi produk energi bernilai tambah.
“Masyarakat melihat minyak jelantah merupakan minyak yang tidak bisa dipakai kembali dan cenderung dibuang. Alhamdulillah Pertamina melalui KPI dan melalui kolaborasi yang sangat baik dengan Holding dan Subholding kami bisa mengolah minyak jelantah menjadi produk berkelanjutan,” kata Didik pada kegiatan Jejak Keberlanjutan Pertamina di RU IV Cilacap, Rabu (27/8/2025).
Didik mengatakan, produksi perdana SAF berbasis katalis merah putih berhasil digunakan dalam penerbangan uji coba pada Agustus 2025. Penerbangan komersial rute Jakarta–Bali dengan campuran bahan bakar SAF hingga 2,5 persen juga telah dilakukan.
Ke depan, SAF berbasis minyak jelantah produksi KPI diyakini mampu memenuhi kebutuhan penerbangan domestik sekaligus membuka peluang ekspor ke negara lain. Didik mengatakan, capaian ini menjadikan Indonesia lebih maju dibanding negara tetangga dalam implementasi SAF.
Ia mencatat, Singapura baru merencanakan penerapan SAF pada 2026 dengan target 1 persen, sementara Pertamina telah mampu memproduksi dengan komposisi hingga 2,5 persen.
Selain SAF, KPI juga menjalankan program efisiensi energi dan dekarbonisasi di berbagai unit kilang. Di RU VI Balongan dan RU II Dumai, sejumlah fasilitas tengah dipersiapkan untuk sertifikasi SAF pada semester II 2025. Perusahaan juga mengembangkan teknologi pemanfaatan limbah menjadi energi serta memanfaatkan uap dan air secara lebih efisien.