
PEMINDAIAN sinar X menemukan jejak kimia langka pada partikel mikroskopis dari sampel asteroid Ryugu. Temuan ini mengungkap adanya air, senyawa organik, dan material pendukung kehidupan awal.
Asteroid Ryugu terus membuktikan dirinya sebagai “kapsul waktu” paling berharga secara ilmiah dalam tata surya. Studi terbaru terhadap partikel-partikel kecil yang dikumpulkan oleh wahana antariksa Hayabusa2 milik Jepang menunjukkan bahwa asteroid karbonik ini memiliki mineral-mineral yang terbentuk jauh sebelum terbentuknya Bumi.
Dengan bantuan alat pemindaian sinar X mutakhir, ilmuwan dari Brookhaven National Laboratory berhasil memeriksa komposisi kimia sampel asteroid secara detail. Mereka menemukan campuran beragam mineral dan unsur yang berasal dari benda induk purba asteroid Ryugu.
“Petunjuk ini mulai membentuk narasi mengenai bahan awal asteroid beserta interaksi awalnya dengan fluida,” ujar para ilmuwan. “Informasi ini membantu kita memahami urutan aktivitas fluida dan proses yang menghasilkan komposisi Ryugu dan asteroid karbonik lainnya saat ini.”
Ryugu adalah asteroid dekat Bumi yang kaya karbon dan diprediksi berasal dari wilayah dingin jauh di luar tata surya. Lebih dari 4,7 miliar tahun lalu, asteroid induknya mengalami pemanasan perlahan melalui proses peluruhan radioaktif. Pemanasan tersebut mencairkan es seperti air dan karbon dioksida. Cairan hasil pelelehan ini menyusup ke dalam batuan, memicu reaksi kimia yang menghasilkan aneka mineral, beberapa di antaranya dikenal di Bumi.
Hanya dengan dua serpihan kecil: satu dari permukaan dan satu dari bawah permukaan, peneliti berhasil mengidentifikasinya. Ditemukan berbagai jenis mineral, termasuk karbonat seperti dolomit yang mengandung magan, ankerit, mineral besi seperti pirotit dan magnetit, sulfida tembaga, hidroksiapatit, serta mineral fosfida langka yang tidak ditemukan di Bumi. Jejak selenium, sulfur, silikon, dan kalsium juga terdeteksi.
Keragaman mineral ini menunjukkan adanya interaksi mendalam antara fluida dan material kosmik di dalam asteroid miliaran tahun lalu. Oleh karena batuan paling awal Bumi telah hancur akibat tektonik dan erosi, Ryugu memberikan gambaran tanpa tanding tentang kondisi pembentukan planet. Sampel ini bahkan bisa memberi tahu apakah asteroid tersebut membawa air dan bahan organik yang memicu munculnya kehidupan di Bumi.
“Bumi terus berubah dan seiring waktu, proses alaminya telah menghapus sebagian besar petunjuk kimiawi tentang bagaimana tata surya pertama kali terbentuk.”
Proyek pengambilan sampel asteroid akan lebih banyak dilakukan. Salah satunya adalah misi MMX JAXA yang menargetkan bulan Mars Phobos. Ke depannya, juga akan direncanakan pengambilan sampel dari asteroid metalik atau bahkan komet. (Space/Z-2)