
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi menguat ke level 8.000 dalam sepekan mendatang. Ini bisa terjadi seiring optimisme pasar pascapemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan prospek penurunan suku bunga Fed AS.
Penguatan ini ditopang net buy asing Rp2,6 triliun di tengah pelemahan tipis pekan lalu.
IHSG dibuka menguat pada perdagangan Senin (25/8), berada di level 7.944,94, naik 86,09 poin atau 1,10% dibanding penutupan sebelumnya di 7.858,85.
"Kami menilai IHSG masih sehat dan bisa menembus 8.000 karena berada dekat level all time high," ujar Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus dalam keterangan resmi, Senin (25/8).
Ia menjelaskan ada dua sektor yang mengalami pelemahan selama sepekan lalu, sementara sektor lainnya mengalami penguatan. Sektor Infrastruktur menjadi sektor terlemah sepanjang pekan lalu dengan mencatatkan penurunan sebesar -1,79%. Sementara sektor yang menopang laju IHSG ialah sektor Industri dengan penguatan sebesar 4,68%. Ini ditopang oleh kenaikan saham Astra International (ASII) sebagai saham yang memiliki bobot paling besar.
"Kenaikan saham ASII disebabkan adanya optimisme pasar atas rencana strategis reviu yang mencakup akuisisi dan divestasi aset yang berpotensi besar berimbas pada pembagian dividen yang besar," terang Indri
Pihaknya mencatat sejumlah sentimen yang menggerakan market sepanjang pekan lalu pada 18-22 Agustus 2025). Yakni, Bank Indonesia yang memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 5%. Pemangkasan tersebut di luar dari konsensusnya yang diperkirakan akan bertahan di level 5,25%.
Sentimen lainnya datang dari Federal Open Market Committee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat. Pejabat The Fed cenderung berpendapat hawkish karena menilai inflasi sebagai risiko utama dibanding pasar tenaga kerja. Sehingga, hal ini menurunkan keyakinan para pelaku pasar akan suku bunga atau fed funds rate (FFR) yang akan dipangkas September mendatang.
"Tingkat keyakinan akan adanya pemangkasan tingkat suku bunga acuan di bulan September mendatang turun dari 82,4% menjadi 75,3%, menurut FedWatch Tool CME Group," kata Indri.
Ketiga, sentimen Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengisyaratkan akan memangkas suku bunga acuan mulai September karena ekonomi AS melemah dan risiko terhadap lapangan kerja meningkat. Pasar bahkan memperkirakan dua kali
Berbicara tentang potensi market pada pekan ini 25-29 Agustus 2025, Indri menegaskan pelaku pasar akan fokus pada tiga data utama. Pertama, Consumer Confidence Amerika Serikat bulan Agustus yang diperkirakan akan naik tipis ke level 98 dari sebelumnya di level 97,2.
Kedua, Initial Jobless Claims Amerika Serikat pada minggu ke-3 bulan Agustus yang akan naik tipis ke level 236.000 dari sebelumnya di level 235.000. Dan ketiga, dari data ekonomi, Core PCE Price Index Amerika Serikat pada Juli yang berpotensi tetap berada di level 0,3%. (E-3)