Harga minyak mentah mengalami penutupan pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (29/8). Hal ini karena pasar memperkirakan permintaan minyak Amerika Serikat (AS) melemah dan pasokan dari OPEC+ akan meningkat.
Dikutip dari Reuters, Minggu (31/8), harga minyak mentah Brent kontrak Oktober turun 50 sen atau 0,73 persen menjadi USD 68,12. Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada USD 64,01, turun 59 sen atau 0,91 persen.
Saat ini, OPEC+ tengah mempercepat peningkatan produksi untuk kembali mendapatkan pangsa pasar sampai meningkatkan prospek pasokan. Maka dari itu, Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates memperkirakan akan ada lonjakan pasokan yang kuat.
"Secara keseluruhan, intinya adalah kita akan melihat lonjakan pasokan yang mengisi pasar dengan permintaan yang lesu," kata Andrew Lipow.
Sementara itu, musim panas AS berakhir pada hari Senin (1/9) esok, hal ini akan membuat tren berkendara berkurang. Dengan begitu, permintaan minyak AS Juga akan melemah.
Pada awal pekan lalu, harga minyak justru sempat melonjak. Hal ini karena adanya serangan Ukraina terhadap fasilitas ekspor minyak Rusia.
Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terpantau turut mengalami penurunan pada penutupan perdagangan pekan ini. Berdasarkan situs Barchart, harga CPO untuk kontrak November 2025 turun 1,52 persen menjadi MYR 4.347 per ton pada Jumat (29/8).
Sementara itu harga batu bara juga terpantau turun. Berdasarkan situs Barchart, harga batu bara untuk kontrak November 2025 turun 0,36 persen ke level USD 111,50 per ton.
Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) terpantau naik. Harga nikel naik 1,04 persen ke posisi USD 15.421 per ton.
Harga timah berdasarkan situs London Metal Exchange (LME) terpantau naik 0,62 persen ke posisi USD 35.018 per ton.