Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Irfan Yusuf atau Gus Irfan, menceritakan pengalamannya menerima teguran keras dari Menteri Kesehatan Arab Saudi. Teguran keras itu terkait dengan banyaknya jemaah Indonesia yang meninggal saat ibadah haji 2025.
Hal itu disampaikan Gus Irfan saat acara Evaluasi Nasional Kesehatan Haji bersama Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) dan BP Haji, di Gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Sabtu (23/8).
Ia menyebut, teguran pertama disampaikan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sekitar seminggu sebelum Arafah. Pihak Arab Saudi menyampaikan teguran itu kepada Gus Irfan dan Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar.
"'Gimana ini Indonesia ini? Saya sudah dua kali sebelum musim haji', kata Menteri Hajinya, 'sebelum haji sudah datang ke Indonesia, ke Jakarta, saya berikan apa-apa yang dilakukan. Ternyata hari ini belum sampai puncak haji sudah 29 [orang meninggal]'," kata Gus Irfan, Sabtu (23/8).
"'Bahkan sebelum sampai ke Tanah Suci pun, di pesawat sudah 6 orang meninggal'," sambung dia menirukan ucapan dari otoritas Arab Saudi tersebut.
Gus Irfan menilai hal tersebut sebagai teguran keras bagi pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji. Hal serupa kembali disampaikan otoritas Arab Saudi pada saat sehari sebelum Arafah.
Saat itu, kata dia, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengungkapkan separuh dari total kematian pada ibadah haji 2025 adalah jemaah haji Indonesia.
"Sehari sebelum Arafah, banyak poin yang disampaikan, salah satu poin sama, waktu itu sudah 100 sekian [yang meninggal], hampir 200 waktu itu yang meninggal dari Indonesia," ucap dia.
"'Indonesia ini gimana? Hari ini yang meninggal sekian ratus, Indonesia separuh dari itu'," imbuhnya.
Tak hanya itu, permasalahan kesehatan jemaah Tanah Air dalam ibadah haji 2025 juga kembali diingatkan oleh otoritas Arab Saudi saat jelang kepulangan Gus Irfan ke Indonesia.
Bahkan, kata dia, teguran itu kembali disampaikan beberapa hari setelah Arafah atau puncak haji.
"Sekali lagi kita ditegur soal kematian kita. Dan apa yang mereka sampaikan, 'tolonglah Indonesia, kesehatannya diperhatikan. Haji ini adalah proses yang dilihat seluruh dunia dan kami tidak ingin haji ini menjadi, dilihat sebagai ladang kematian oleh dunia'," papar Gus Irfan.
Ia menyebut, setiap momen pertemuan dengan pihak Arab Saudi di Indonesia pun disinggung ihwal kesehatan jemaah haji Indonesia.
"Saya kira itu tamparan yang cukup keras buat kami. Menurut saya itu tamparan cukup keras. Ketika kami pulang ke Indonesia, tiga hari kami diundang Duta Besar Saudi di sini. Sama, banyak poin disampaikan, kematian lagi yang disinggung," ujar dia.
"Kemudian ketika saya mendampingi Presiden Prabowo bertemu dengan Prince MBS. Sama, disinggung lagi, Indonesia menjadi penyumbang separuh dari kematian selama musim haji," terangnya.