BADAN Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Mulawarman atau BEM KM Unmul mengkritik niat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi yang memberikan dana riset kepada BEM dengan maksud agar mahasiswa tidak lagi berdemo.
Menurut Presiden BEM KM Unmul M. Ilham Maulana, alokasi dana riset sebesar Rp 300 juta untuk mendukung BEM merupakan kebijakan yang baik. Namun, ia menyayangkan keputusan ini menjadi bernoda lantaran diiming-imingi dengan harapan agar mahasiswa BEM sibuk penelitian sehingga tidak sempat berdemo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilham menilai cara pandang semacam itu keliru. Menurut dia, sikap kritis melalui berdemo di jalanan dan penelitian di ruang tertutup sama-sama kegiatan ilmiah yang tidak seharusnya dipertentangkan.
"Demo bukanlah kegiatan sia-sia yang harus diganti dengan riset. Demo adalah kegiatan intelektual yang dimulai dijalanan, ketika suara kami tak lagi terdengar," kata Ilham kepada Tempo, Selasa, 12 Agustus 2025.
Menurut Ilham, apabila tujuan pemerintah mengucurkan dana ke BEM agar membuat mahasiswa diam, maka itu sama saja dengan meremehkan kecerdasan dan integritas mahasiswa. Ia menekankan bahwa BEM bukanlah golongan yang dapat dibeli dengan nominal.
"Justru, kalau riset kami menemukan fakta bahwa kebijakan pemerintah keliru, hasilnya akan kami bawa ke mimbar, ke media, bahkan ke jalan, seperti seharusnya mahasiswa," kata Ilham.
Dengan adanya riset, Ilham berpendapat gerakan yang akan dilakukan mahasiswa justru bisa semakin kuat karena berlandaskan pada data yang akurat. Alih-alih menjadi faktor yang dapat mengalihkan fokus mahasiswa, ia menjamin riset ini justru akan dijadikan sebagai senjata kuat untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyimpang. "Dana riset tidak boleh jadi alat untuk membuat mahasiswa diam atau melupakan tugas kritisnya," ujarnya.
Bagi BEM KM Unmul, Ilham melanjutkan, dana apapun dan dari manapun tidak boleh membuat organisasi menutup mata dan hati atas ketidakadilan. "Jika pemerintah ingin mahasiswa berhenti demo, caranya sangat sederhana bagi kami, buat kebijakan yang benar dan berpihak pada kepentingan rakyat banyak."
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) bakal alokasikan pendanaan untuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) melakukan riset. Dana yang akan diberikan mencapai Rp 200 hingga Rp 300 juta untuk masing-masing kampus.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah IV Lukman mengatakan pendanaan ini bertujuan untuk mengakomodir tenaga dan kreativitas mahasiswa yang biasa aktif organisasi-organisasi eksekutif mahasiswa. “BEM ini kan banyak memiliki ide-ide brilian. Dari pada mereka banyak melakukan demo, lebih baik kita danai untuk melakukan kegiatan kreatifitas mahasiswa,” kata dia saat menghadiri acara Konvensi Sains, Teknologi dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 9 Agustus 2025.