





Ibukota Ukraina, Kiev, kembali diguncang serangan militer besar-besaran dari Rusia pada Selasa, 8 Juli 2025, waktu setempat. Serangan ini terjadi hanya berselang beberapa hari setelah serangan udara terbesar sebelumnya yang mengguncang kota itu pada Jumat, 4 Juli. Ketegangan dan kepanikan masih menyelimuti warga, terutama mereka yang tinggal di pusat kota.
Pascaserangan tersebut, puluhan warga sipil masih memilih bertahan dan berlindung di stasiun kereta bawah tanah yang kini telah berubah fungsi menjadi tempat perlindungan darurat. Lantai-lantai peron dipenuhi selimut, tas, dan barang-barang seadanya yang dibawa warga saat mengungsi. Suasana mencekam, namun warga berusaha saling menguatkan di tengah ketidakpastian.
Menurut laporan otoritas setempat, serangan kali ini melibatkan 539 drone kamikaze dan 11 rudal balistik serta jelajah, yang secara bersamaan menghantam berbagai titik strategis di Kiev. Akibat serangan tersebut, satu orang dilaporkan tewas, sementara 23 lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Selain korban jiwa, sejumlah gedung, termasuk fasilitas publik dan permukiman warga, mengalami kerusakan parah.
Ledakan-ledakan keras terdengar hingga radius beberapa kilometer, mengguncang kaca-kaca bangunan dan memutus aliran listrik di beberapa wilayah. Tim evakuasi dan medis bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban dan memberikan pertolongan di tengah keterbatasan fasilitas dan risiko serangan lanjutan.
Serangan terbaru ini mempertegas eskalasi konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Komunitas internasional kembali menyerukan penghentian kekerasan dan perlindungan terhadap warga sipil yang menjadi korban utama dalam konflik berkepanjangan ini.
