Fenomena Penyakit Lama Kambuh Lagi, Gula Rafinasi Rembes ke Pasar!

3 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengungkap kembali adanya praktik kebocoran gula rafinasi ke pasar konsumsi rumah tangga.

Hal ini menekan eksistensi gula kristal putih (GKP) yang selama ini dihasilkan dari tebu-tebu petani melalui pabrik gula lokal. Sedangkan gula rafinasi berbasis gula mentah (raw sugar) atau gula kristal mentah (GKM) yang asalnya dari impor, lalu diolah di dalam negeri jadi rafinasi.

Sesuai aturan, gula rafinasi seharusnya hanya diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman, bukan dijual langsung untuk konsumsi masyarakat.


Sekretaris Jenderal APTRI, M. Nur Khabsyin, menegaskan praktik tersebut melanggar hukum dan harus segera ditindak aparat.


"Ya kita minta ditindak tegas lah itu. Karena itu kan melanggar hukum ya. Jadi itu kita serahkan ke aparat ya, Satgas Pangan untuk menindak kebocoran gula rafinasi di pasar itu," kata Nur saat ditemui di sela acara Seminar Ekosistem Gula Nasional di Jakarta, Rabu (27/8/2025).


Menurut Khabsyin, kebocoran gula rafinasi di pasar bisa terjadi di banyak titik. Pintu kebocoran itu bisa dari produsen, distributor, hingga melalui koperasi.


"Itu banyak pintu. Jadi kebocorannya banyak pintu. Bisa dari produsennya, bisa dari distributornya, atau dari koperasi pemasarannya. Itu yang pintu kebocoran," ungkapnya.


Ia menilai jalur distribusi lewat koperasi menjadi celah paling rawan. Saat ini tidak ada batasan kuota bagi koperasi untuk memasarkan gula rafinasi, sehingga peredarannya sulit dikendalikan.


"Nggak ada batasan. Koperasi berapapun dia bisa memasarkan. Dan itu yang banyak kebocorannya di situ," terang dia.


APTRI pun mengusulkan agar penyaluran gula rafinasi diperketat, khususnya yang melalui koperasi. "Distribusi gula rafinasi lewat koperasi itu harus dibatasi kuotanya berapa. Jangan diloskan. Harus dibatasi berapa persen dari produksi rafinasi yang bisa dipasarkan lewat koperasi itu harus ada. Kami mengusulkan dibatasi 20%. Sisanya itu dari perusahaan rafinasi langsung kepada industri mamin (makanan dan minuman). Jadi perusahaan ke perusahaan. Jangan lewat distributor, itu yang menjadikan bocor nanti," terang Khabsyin.


Ia membeberkan, kebocoran gula rafinasi diperkirakan mencapai 500 ribu ton setiap tahun. Padahal, kebutuhan nasional hanya sekitar 2,7 juta ton, sementara impor mencapai 3,4 juta ton.


"Nah ini kalau kebocoran rafinasi kita hitung ada 500 ribu ton total nasional ya. Karena kebutuhan rafinasi itu paling-paling hanya 2,7 juta ton. Tetapi impornya 3,4 juta ton. Jadi ini tidak masuk akal, makanya banyak yang bocor," jelasnya.


Ia mengingatkan, praktik tersebut menyalahi aturan pasar. "Kalau rafinasi ini khusus ke industri mamin, makanan minuman. Kalau gula petani, gula lokal ini ke masyarakat. Sebagai konsumsi itu ada aturannya kan. Kita sesuai aturan aja," tegasnya.

Adapun cara sederhana membedakan gula rafinasi dengan gula kristal putih (GKP) konsumsi milik petani, menurut Khabsyin, gula rafinasi cenderung bertekstur halus, kristalnya lebih kecil, dan berwarna lebih putih. Sementara gula kristal konsumsi tekstur kristalnya lebih besar dan berwarna agak kuning.


Dia menilai, gula rafinasi juga terasa kurang manis dibanding gula lokal. "Sama aja sih (rasanya). Tapi rafinasi kurang manis. Lebih manis gula lokal," pungkasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article