Fadli Zon: Butuh 100 Jilid Penulisan Ulang Sejarah, 10 Jilid Cukup Buat Luruskan

3 weeks ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).  Foto: Dhemas Reviyanto/Antara FotoMenteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/Antara Foto

Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan bahwa penulisan sejarah Indonesia yang sedang disusun oleh Kementerian Kebudayaan merupakan lanjutan dari literasi sejarah saat ini.

Ia mengatakan, penulisan sejarah tidak akan bisa memuat secara holistik. Namun, menurutnya, dengan adanya penulisan ulang ini bisa menjadi landasan untuk penulisan sejarah berikutnya.

“Kalau kita menulis sejarah Indonesia secara keseluruhan mungkin perlu 100 jilid ya. Mungkin gitu ya. Tetapi 10 jilid ini paling tidak menjadi sebuah kerangka besar untuk meluruskan penulisan-penulisan sejarah berikutnya,” ujar Fadli di acara diskusi dan uji publik draf penulisan buku sejarah Indonesia di Universitas Indonesia (UI), pada Jumat (25/7).

Fadli menilai perlunya pemutakhiran sejarah. Kata dia, literasi sejarah saat ini baru ditulis hingga pemerintahan era Presiden B. J. Habibie atau pada 1999.

“Tidak pernah ada suatu pembahasan tentang pemerintahan era, pemerintahan Abdurrahman Wahid, pemerintahan Megawati Soekarnoputri, pemerintahan SBY. Apalagi yang tentu yang terakhir pemerintahan Pak Jokowi,” ujar dia.

Kementerian Budaya Buka Peluang Tulis Sejarah Lainnya: Lebih Tematik

Fadli Zon juga mengungkapkan Kementerian Kebudayaan akan menulis sejarah lainnya lewat Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi. Kata dia, sejarah yang akan ditulis bakal lebih spesifik pada suatu peristiwa tertentu.

 Puspa Mawarni168/shutterstockBangunan kuno Candi Brahu dari kerajaan Majapahit. Foto: Puspa Mawarni168/shutterstock

Tujuannya agar tak ada naskah sejarah yang menurutnya saat ini masih banyak tercecer dan belum pernah ditulis.

“Ini rencana ke depan. Kita perlu menulis sejarah tentang Majapahit, tapi yang juga lebih komprehensif. Sejarah tentang Pajajaran,” ungkapnya.

“Saya kira ini adalah satu hal yang sangat penting karena kalau kita kehilangan sejarah, kita bisa kehilangan identitas dan jati diri kita,” imbuhnya.

Penulisan Sejarah Tidak Terlalu Cepat, Justru Terlambat

Fadli juga menanggapi soal adanya anggapan penulisan sejarah Indonesia yang dinilai terburu-buru. Justru, ia menilai, penulisan sejarah Indonesia sudah sangat terlambat.

“Saya kira tentu ada yang mengatakan kok terlalu cepat. Saya mengatakan kok terlambat. 26 tahun kita tidak menulis. Ibaratnya itu 26 tahun tidak menulis (sejarah),” ucap Fadli.

“Jadi sebenarnya kalau kita terbitkan sekarang itu kita sudah sangat-sangat terlambat,” tambah dia.

Fadli juga mengatakan, dalam penulisan buku sejarah Indonesia, dilibatkan ahli maupun pakar di bidang sejarah untuk menulis dan mengkurasi buku yang ditulis dalam 10 jilid ini.

 Hulton Archive/Getty ImagesSuasana di sebuah pabrik kulit di Batavia, Hindia Timur Belanda, sekarang Jakarta, Indonesia sekitar tahun 1920. Foto: Hulton Archive/Getty Images

“Ini cukup banyak profesor di sini, guru besar. 112 penulis. Jadi kalau dibilang seperti terburu-buru, menurut saya tidak Karena memang sudah ahlinya masing-masing,” bebernya.

“Jadi bukan orang yang baru belajar menulis. Tapi memang sudah punya background latar belakang yang sangat dalam, sangat panjang. Bukan orang baru baca dari Google kemudian mau merespons, mau menulis,” lanjutnya.

Sejarah Ditulis oleh Pemenang

Fadli menggunakan istilah 'Sejarah Ditulis oleh Pemenang'. Dalam hal ini, pemenang menurut Fadli adalah Bangsa Indonesia itu sendiri.

Sebab sejarah kita saat ini masih mengacu pada era kolonial Belanda.

“Ya saya kira tentu saja sejarah ditulis oleh yang menang. Dalam hal ini, Indonesia adalah pemenangnya. Oleh karena itu sejarah harus ditulis oleh Indonesia,” kata Fadli.

Fadli menilai, penulisan sejarah yang sedang dikerjakan ini bisa meluruskan sejarah Indonesia saat era penjajahan.

“Kita memang perlu menulis sejarah itu dalam perspektif Indonesia, Indonesia sentris, artinya dari sisi dari kacamata kita bukan dari sisi kolonial dan kita berharap dengan penulisan buku sejarah ini sejarah menjadi lebih relevan,” pungkasnya.

Read Entire Article