
SEORANG mantan pasukan elite Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa militer Israel bersiap menembak anak-anak Palestina tak bersenjata di Jalur Gaza. Tuduhan serius ini disampaikan Anthony Aguilar, seorang mantan anggota pasukan khusus AS atau Green Beret dan kontraktor keamanan, dalam wawancara dengan Senator AS Chris Van Hollen yang dirilis Selasa (29/7).
Aguilar ditugaskan untuk menjaga lokasi distribusi bantuan di Gaza melalui perusahaan kontraktor militer Safe Reach Solutions (SRS) yang diduga bekerja untuk militer Israel. Dalam keterangannya, Aguilar menceritakan bahwa seorang letnan kolonel Israel memerintahkannya untuk menurunkan anak-anak Palestina dari bahu seorang pria yang tengah berusaha menyelamatkan mereka dari desakan massa yang kelaparan.
"Seorang pria Palestina mengangkat anak-anak ke bahunya agar mereka bisa naik ke tanggul dan tidak terinjak. Perwira Israel mengatakan, 'Suruh anak buahmu menurunkan mereka,'" kata Aguilar kepada Van Hollen seperti dikutip Middle East Eye, kemarin.
Aguilar menyebut dirinya menolak perintah itu karena melihat para anak tersebut tidak bersenjata, tidak memakai sepatu, bahkan ada yang tanpa baju. Namun sang perwira Israel merespons dengan ancaman keras. "Turunkan mereka sekarang atau saya yang akan melakukannya," katanya.
Ancaman tersebut makin mengkhawatirkan saat rekan kontraktor lain yang memahami bahasa Ibrani mengatakan bahwa perwira tersebut memerintahkan para penembak jitu untuk menembak anak-anak tersebut melalui komunikasi radio.
Saat Aguilar mengonfrontasi sang perwira, jawaban yang diterima yaitu, "Kalau kamu tidak mau, saya yang akan mengurusnya," Beruntung, anak-anak itu berhasil melarikan diri. Aguilar menegaskan bahwa dirinya menolak membiarkan mereka dibunuh.
Setelah insiden itu, Aguilar mengatakan dirinya ditegur keras oleh pimpinan operasional Safe Reach Solutions. Dia diberi peringatan untuk tidak pernah menolak perintah dari klien.
Saat dia menanyakan tentang sebenarnya klien perusahaan, jawaban yang diterima ialah IDF atau militer Israel. "Kami bekerja untuk mereka," katanya.
Safe Reach Solutions disebut memiliki hubungan dengan mantan pejabat tinggi CIA dan perusahaan modal swasta AS. Aguilar dikontrak perusahaan lain, UG Solutions, tetapi menerima instruksi dari SRS.
Menurut organisasi kemanusiaan yang beroperasi di Gaza, GHF, kontrak Aguilar dihentikan karena pelanggaran. Namun Aguilar membantah dan menuding GHF berusaha mendiskreditkannya.
Dia mengaku menyaksikan langsung pelanggaran HAM dan penembakan terhadap warga sipil Palestina yang dilakukan oleh tentara Israel dan kontraktor asing.
"Saya merasa rakyat Amerika harus tahu yang sebenarnya terjadi dan keterlibatan negara kita di Gaza," pungkas Aguilar. (I-2)