Mantan Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, dilarikan ke ruang perawatan intensif rumah sakit pemerintah Kolombo pada Sabtu (23/8). Dia dirawat sehari setelah resmi ditahan terkait tuduhan penyalahgunaan dana negara untuk perjalanan luar negeri.
Deputi Direktur Nasional Rumah Sakit Kolombo, Rukshan Bellana, mengatakan Wickremesinghe mengalami dehidrasi parah sehingga membutuhkan pengawasan ketat.
“Ia harus diawasi secara ketat dan dirawat untuk dehidrasi akut guna mencegah komplikasi serius,” ujar Bellana, mengutip dari AFP pada Minggu (24/8).
“Ia menderita diabetes akut dengan tekanan darah tinggi ketika dibawa masuk,” sambungnya.
Bellana menambahkan kondisi kesehatan Wickremesinghe memang sudah rentan sejak awal. Namun, ia memastikan kondisi sang mantan presiden saat ini stabil.
Sementara itu, menurut juru bicara penjara, pemindahan dilakukan karena fasilitas medis penjara tidak memadai untuk menangani kondisinya.
Wickremesinghe (76), ditahan pada Jumat (22/8) malam sebagai bagian dari kampanye antikorupsi Presiden Sri Lanka sekarang, Anura Kumara Dissanayake.
Penahanan ini memicu kritik oposisi yang menilai pemerintah takut akan kembalinya Wickremesinghe ke panggung politik.
Anggota parlemen dari oposisi utama Samagi Jana Balawegaya (SJB), Nalin Bandara, mengatakan Wickremesinghe menyerukan persatuan untuk menantang pemerintahan saat ini.
“Apa yang dikatakan mantan presiden adalah kita harus berada di panggung yang sama untuk melawan penindasan pemerintah baru,” kata Bandara mengutip dari AFP.
Partai Wickremesinghe, United National Party (UNP), yang hanya memiliki dua kursi di parlemen, juga menuduh pemerintah melakukan kriminalisasi.
“Mereka takut ia mungkin kembali berkuasa, dan itulah alasan tindakan ini,” kata Sekretaris Jenderal UNP Thalatha Athukorala di Kolombo, mengutip dari AFP.
Korupsi eks Presiden Sri Lanka
Wickremesinghe disebut menggunakan dana negara senilai 16,6 juta rupee (sekitar 55 ribu dolar AS) untuk membiayai kunjungan pribadi ke Inggris pada September 2023, saat perjalanan pulang dari KTT G77 di Havana dan Sidang Majelis Umum PBB di New York.
Kunjungan dua hari ke Inggris itu disebut untuk menghadiri penganugerahan gelar profesor kehormatan kepada istrinya, Maithree, di Universitas Wolverhampton.
Jika terbukti bersalah, Wickremesinghe terancam hukuman penjara maksimal 20 tahun serta denda hingga tiga kali lipat dari jumlah dana yang disalahgunakan.
Namun, ia membantah tuduhan itu dengan menegaskan bahwa biaya per...