
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, meninjau langsung progres pembangunan tanggul di Muara Angke, Jakarta Utara, pada Kamis (12/6) pagi.
Tanggul tersebut dibuat untuk mengurangi risiko banjir rob di pesisir ibu kota.
Berdasarkan pantauan kumparan, dalam kunjungannya, Pramono tiba sekitar pukul 10.30 WIB. Begitu tiba ia mengelilingi proyek pembangunan tanggul.
Pramono didampingi Kadis SDA DKI Jakarta Ika Agustin saat mengelilingi proyek. Ia menyebutkan, proyek ini merupakan bentuk dukungan Pemprov DKI terhadap program Giant Sea Wall yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
Program Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa merupakan salah satu daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) yang masuk ke dalam RPJMN 2025-2029. Proyek ini akan terbentang dari Banten sampai Jawa Timur, atau tepatnya dari Tangerang hingga Gresik, dengan panjang sekitar 946 km.
“Maka, sebagai bagian dari dukungan sepenuhnya Pemerintah Jakarta terhadap gagasan NCICD, yaitu National Capital Integrated Coastal Development atau yang disebut dengan Giant Sea Wall, yang akan segera dilakukan oleh Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Jakarta. Pemerintah Jakarta memulai hal baru untuk penanganan yang bersifat jangka menengah terlebih dahulu,” jelas Pramono.

Pramono menyebutkan, Pemprov DKI Jakarta akan membangun tanggul sepanjang lebih dari 1,4 kilometer. Saat ini, elevasi tanggul setinggi 1,8 meter dan akan ditambah 2,5 meter.
“Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 kilo dan tanggulnya dinaikkan 2,5 ya, plus 2,5. Artinya kalau plus 2,5 maka ada upaya untuk menahan kalau kemudian air robnya naik sampai dengan 2,5, di atas 2,5. Sekarang ini elevasinya kurang lebih 1,8,” ucap Pramono.
Ia berharap proyek ini selesai akhir tahun 2025.
“Mudah-mudahan pembangunan ini akan selesai sampai dengan bulan Desember,” harapnya.
Anggaran Rp 52 miliar

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin, menuturkan, pembangunan tanggul tahap pertama ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 52 miliar.
“Anggaran untuk tanggul mitigasi aja ini kurang lebih sekitar 52 miliar. Untuk plus satunya masih dilelang,” kata Ika.
Ia menambahkan, proyek ini akan melindungi wilayah seluas kurang lebih 120 hektare dan berpotensi berdampak pada 282 bangunan.
“Jadi luasan yang akan dilindungi kurang lebih 120 hektare. Bangunan yang terdampak kurang lebih 282 bangunan,” ucap Ika.
Pembangunan tanggul ini juga diselaraskan dengan proyek Giant Sea Wall. Awalnya, Pemprov DKI hanya bertanggung jawab atas 12 kilometer dari proyek tersebut. Namun dalam rencana baru, tanggung jawab DKI bertambah menjadi 19 kilometer.
“Tadi Bu Ika sebagai Kepala Sumber Daya Air melaporkan kepada saya, dulu awalnya Giant Sea Wall yang menjadi tanggung jawab pemerintah Jakarta itu 12 kilo ya? 12 kilo,” ucap Pramono.
“Tetapi rencana baru menjadi 19 kilo. Jadi ada kenaikan 7 kilo. 12 kilo atau 19 kilo, pemerintah DKI tentunya akan secara sungguh-sungguh mempersiapkan ini,” lanjutnya.
Bangun Tanggul Tambahan 1 km pada 2026

Pram juga menyampaikan rencananya untuk membangun tanggul tambahan sepanjang 1 kilometer lagi di tahun depan. Tujuannya untuk menangani banjir rob dengan maksimal.
“Tahun depan kami akan membangun kembali 1 kilo sehingga 2,4 kilo di tempat ini. Betul-betul hal yang berkaitan dengan banjir rob mudah-mudahan akan tertangani secara baik,” ucapnya.
Saat berkeliling proyek, Pramono juga menyalami warga sekitar. Ia meminta jika tanggul ini sudah jadi maka harus dijaga dengan baik.
“Nanti kalau sudah ditangani, mohon ini ya, benar-benar dijaga rapi. Pokoknya dijaga bareng-bareng,” ujar Pramono.
“Mohon ketika pembangunan sudah dilakukan jangan kemudian ada penambahan warga-warga baru yang kemudian memanfaatkan situasi ini. Karena ini bukan pekerjaan yang gampang,” tutupnya.